RESUME
Ilmu Kealaman Dasar
“Gerhana, Bumi, Gempa Bumi dan Tsunami”
Oleh Kelompok 5
18 BKT 13
Fajriati Syahnur (18129177)
Indri Yulia (18129117)
Reska Sri Harida (18129135)
Suci Angela William (18129314)
Dosen Pengampu : Dra. Zuryanty, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Peristiwa Gerhana
Kata ‘eclipse’ (gerhana) berhasal dari bahasa Yunani yaitu ekleipsis yang berarti peninggalan atau pelalaian. Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana Matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.
Bulan juga mengalamai rotasi dan revolusi. Rotasi Bulan adalah gerak Bulan yang berputar pada sumbunya. Revolusi Bulan adalah gerak Bulan mengelilingi Bumi. Waktu revolusi bulan sama dengan waktu rotasi Bulansehingga menyebabkan wajah Bulan yang menghadap Bumi selalu sama. Waktu yang diperlukan Bulan untuk berevolusi satu kali adalah sekitar 29 hari atau satu bulan.
Fase Bulan adalah bentuk Bulan yang berbeda-beda saat diamati dari Bumi (sabit, kuartil, gibous, purnama). Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya Matahari. Setengah bagian Bulan yang menghadap Matahari akan terang, dan sebaliknya setengah bagian yang membelakangi Matahari akan gelap. Akan tetapi fase bulan yang terlihat dari Bumi bergantung pada kedudukan relatif Matahari, Bulan, dan Bumi. Peredaran Bumi dan Bulan menyebabkan pula peristiwa gerhana Bulan dan gerhana Matahari.
1. Gerhana bulan
Gerhana Bulan terjadi apabila Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis simpul, dengan posisi Bulan membelakangi Bumi (oposisi). Tentu saja gerhana Bulan terjadi pada malam Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi karena Bulan memasuki umbra Bumi. Karena pengaruh inklinasi Bulan terhadap ekliptika, maka gerhana total tidak selalu terjadi pada saat Bulan purnama. Jika Bulan hanya dekat simpul, maka hanya akan terjadi gerhana penumbra. Jika Bulan sangat jauh dari simpul maka tidak terjadi gerhana Bulan pada saat Bulan purnama.
Mujab ( 2014 ), mengemukakan tipe - tipe gerhana bulan, yaitu:
1. Tipe t, atau gerhana bulan total (kulli). Disini, bulan masuk seluruhnya ke dalam kerucut umbra bumi.
2. Tipe p, atau gerhana bulan parsial (ba’dhi), ketika hanya sebagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi
3. Tipe pen, atau gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam kerucut penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
2. Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi pada saat bulan berkonjungsi (Bulan baru) tepat pada simpul atau setidak-tidaknya mendekati simpul, dan terjadi pada siang hari. Gerhana Matahari terjadi karena umbra atau penumbra bulan menutupi Matahari. Gerhana total terjadi ketika Bulan menutupi Matahari. Gerhana Matahari total terjadi ketika umbra bulan menutupi Matahari.
Mujab ( 2014 ) Pada peristiwa gerhana matahari, dengan memperhatikan piringan bulan yang menutupinya dari suatu tempat di permukaan bumi, secara umum terbagi atas tiga tipe gerhana, yakni gerhana matahari total, parsial dan cincin. Namun kalau kita tinjau lebih lanjut, maka gerhana matahari akan terbagi menjadi enam tipe gerhana, yaitu:
1. Tipe P atau parsial (ba’dhi
yaitu ketika hanya bagian kerucut penumbra bulan mengenai permukaan bumi. Orang yang berada di daerah yang dapat menyaksikan gerhana, hanya akan melihat gerhana parsial.
2. Tipe T atau total (kulli)
yaitu gerhana sentral yang mana kerucut umbra bulan mengenai permukaan bumi. Pada gerhana sentral, sumbu bayangan bulan mengenai permukaan bumi. Pada tipe gerhana total ini, ada yang disebut garis sentral, yaitu garis lurus yang menghubungkan titik pusat matahari, titik pusat bulan dan tempat di permukaan bumi. Saat dikatakan terjadi gerhana matahari total, hanya sebagian kecil saja tempat di permukaan bumi yang dapat menyaksikan gerhana total. Sebagian besar tempat yang lain hanya dapat menyaksikan secara parsial. Dan mayoritas tempat di permukaan bumi tidak dapat menyaksikan baik total atau parsial, entah karena di tempat tersebut matahari tidak berada di atas ufuk (waktu malam), atau karena matahari di atas ufuk.
3. Tipe A, atau annular (cincin/halqi)
yaitu jenis gerhana sentral yang mana perpanjangan kerucut umbra bulan mengenai permukaan bumi.
4. Tipe A-T, atau gabungan cincin dan total. Pada tipe gerhana ini, gerhana dimulai dengan fase cincin, di tengahnya menjadi total dan diakhiri dengan fase cincin kembali.
5. Tipe (T), atau gerhana total tetapi tidak sentral. Ini terjadi di daerah sekitar kutub utara atau selatan. Maksudnya, sumbu umbra tidak mengenai permukaan bumi tetapi ada sedikit bagian umbra yang masih mengenai bumi (di daerah kutub).
6. Tipe (A), atau gerhana cincin tetapi tidak sentral. Ini juga terjadi di daerah kutub, dimana sumbu umbra tidak mengenai permukaan bumi, tetapi ada sedikit perpanjangan kerucut umbra yang masih mengenai bumi (di daerah kutub).
Tipe gerhana yang paling sering muncul adalah tipe poin 1, 2 dan 3. Ketika gerhana matahari bukan gerhana sentral, mayoritas tipe gerhana adalah tipe parsial
Ada beberapa fakta yang berlaku bagi gerhana matahari dan bulan.
1. Paling sedikit terjadi dua kali gerhana matahari setiap tahun, namun tidak pernah lebih dari lima kali. Jumlah total gerhana (matahari dan bulan) dalam satu tahun maksimal tujuh kali.
2. Terjadinya gerhana cenderung dalam bentuk pasangan: gerhana matahari – gerhana bulan – gerhana matahari. Sebuah gerhana bulan selalu didahului atau diikuti oleh gerhana matahari (selang dua pekan antara keduanya).
3. Susunan gerhana cenderung untuk kembali sama dalam suatu siklus selama 18 tahun 11 hari 8 jam, atau yang dikenal dengan siklus Saros. Namun susunan (pattern) tersebut tidak tepat sama.
4. Pada gerhana bulan, fase gerhana total dapat mencapai maksimum 1 jam 40 menit, sedangkan fase umbra yaitu parsial – total – parsial dapat mencapai maksimum 3 jam 40 menit. Sementara durasi maksimum terjadinya fase total pada gerhana matahari di ekuator dapat mencapai 7 menit 40 detik, sedangkan untuk gerhana cincin mencapai maksimum 12 menit 24 detik. Telah disebutkan bahwa jumlah gerhana dalam satu tahun maksimal sebanyak tujuh kali. Tujuh kali gerhana dalam setahun ini dapat terealisir dalam beberapa
B. Lapisa-Lapisan Bumi
Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Struktur luar dan Struktur dalam.
1. Struktur Luar Bumi
Struktur luar bumi yaitu atmosfer. Atmosfer merupakan bagian dari planet ini contohnya udara dan seluruh yang ada di atas permukaan bumi. Atmosfer juga memiliki beberapa lapisan dan setiap lapisan memiliki ketebalan yang bervariasi. Atmosfer terbagi atas beberapa lapisan diantaranya:
a. Troposfer
Troposfer adalah bagian paling bawah, atmosfer memiliki ketinggian dari permukaan berkisar 9-17 km, di atas khatulistiwa lebih tinggi dari pada di atas daerah kutub. Memiliki suhu 17-52 derajat celcius. Troposfer memisahkan startosfer dengan mesosfer. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan yaitu:
1) Awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km
2) Awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km
3) Awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1) Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.
2) Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3) Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
4) Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan
lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12
km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara – 46 sampai – 80
pada
musim panas dan antara – 57
sampai –
83
pada
musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan
uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap
air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh
kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).
b. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan udara di antara 10— 60 km di atas permukaan bumi; Stratosfer di atas troposfer; atau bisa diartikan juga sebagai daerah atmosfer yang terletak antara tropopause dan stratopause, di dalam daerah ini makin ke atas suhunya makin tinggi, sekitar -57 derajat celcius, ozon berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1) Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50. sampai
-55
.
2) Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50. sampai
+ 50
.
3) Lapisan udara campuran teratas; terletak antara
50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50. sampai
-70
..
karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi
ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
c. Mesosfer
Mesosfer adalah daerah atmosfer yang terletak antara stratopause dan mesopause, pada umumnya di daerah ini makin ke atas, suhunya makin naik, memiliki ketebalan antra 45-75 km selain itu juga memiliki suhu lapisan berkisar dari -140 derajat celius, apabila terdapat suhu yang rendah dan dingin dapat mengakibatkan muculnya awan noctilucent yang terdiri dari kristal-kristal es.
d. Termosfer
Transisi
dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini
yaitu sekitar 1982. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi
sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk
lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat
memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna
untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan
terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan
gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan
meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan
meningkaknya ketinggian.
Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata
100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan
ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat
memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70.sampai +50
.
b. Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
c. Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam
lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima
panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan
cahaya utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan ini.
e. Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
2. Struktur Dalam Bumi
Jika kita melihat dari struktur dalam bumi, maka kita menemukan 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti core. Dapat kita bayangkan seperti sebuah telur dengan dilapisi beberapa pelindung untuk menjaga telur tersebut, hal ini sama dengan bentuk bumi yang memiliki beberapa lapisan untuk menjaga serta melindungi bumi ini.
a. Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Kerak samudra. Seperti namanya, kerak ini berada di bawah samudera. Kerak samud memilikira tebal antara 5–11 kilometer. Kerak ini berumur lebih muda dibanding kerak benua. Tidak ada kerak samudera yang berumur lebih tua dari 200 juta tahun. Kepadatan kerak samudera mencapai 3.000 kg/m3 .
Kerak benua. Jika kita memperhatikan globe (bola dunia), kita akan menemukan bahwa 71% permukaan Bumi tertutup oleh air dan sisanya merupakan daratan. Kita dapat membagi daratan di Bumi menjadi 6 bagian yang disebut dengan benua. Benua itu adalah Eurasia (Eropa dan Asia), Afrika, Amerika utara, Amerika selatan, Antartika, dan Australia. Kerak benua berada di bawah benua dengan ketebalan kira-kira 30–55 kilometer. Kerak benua berumur lebih tua daripada kerak samudera. Beberapa batuan di kerak benua berumur hingga 3,8 juta tahun. Kerak benua memiliki kepadatan 2.700 kg/m3.
b. Selimut Bumi (Mantel)
Mantel merupakan lapisan Bumi yang paling tebal. Lapisan ini memiliki sifat padat tetapi dapat mengalir saat diberi tekanan. Mantel memiliki ketebalan 3.555 kilometer dan kepadatan 3.250–5.000 kg/m3 . Suhu mantel mencapai 3.000°C. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
c. Inti Bumi (Core) Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core). Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 45000C.
C. Pembentukan Benua Dan Samudra
1. Pembentukan Benua
Benua merupakan bagian utama dari bumi yang terdiri dari tanah, batu, batuan maupun daratan sangat luas sebagai tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Planet Bumi mempunyai susunan lebih kurang sepertiga bagian permukaannya berupa benua, sedangkan dua pertiga permukaannya tersusun atas perairan di samudera luas. Benua yang dapat dihuni dengan baik oleh manusia terdiri dari lima benua, sedangkan benua Antartika tidak dapat dihuni manusia karena temperaturnya yang sangat eksrim dingin, hanya peneliti yang menghuni secara temporal di benua Antartika.
Proses terbentuknya benua di permukaan bumi dikemukakan oleh para ahli geologis khususnya melalui macam-macam konsepsi dan teori.
a. Teori limas (The Tetrahedral Theory)
Teori limas dikemukakan oleh ilmuwan Lowthian Green pada tahun 1875. Green membandingkan bumi dengan tiga sisi piramida yang berbentuk segitiga datar (segitiga limas) sebagai dasarnya yang disebut tetrahedron. Green beranggapan sudut-sudut dari limas menunjukkan benua dan bidang sisi limas menunjukkan samudera. Teori limas menghipotesiskan kondisi benua senantiasa berada pada kesetimbangan tetap, stabil posisinya, tetapi terpisah antara lempeng dengan lainnya
b. Teori Benua Apung (Continental Drift)
Teori benua apung dikemukakan oleh ilmuwan Taylor pada tahun 1910, yang kemudian dikembangkan oleh Wegener (1912 sampai 1930). Pada teori benua apung, benua dicontohkan seperti suatu bahan yang tersusun atas Silikat- Almunium (SI-AL)
terapung di atas bahan yang mempunyai kepadatan lebih tinggi yang sifatnya plastis dan membentuk Silikat Magnesium (SI-MA) atau disebut kerak samudera.
c. Teori Arus Konveksi (Convection Current)
Dikemukakan oleh Holmes, yang menyatakan bahwa bongkah-bongkah benua dapat bergeser satu sama lain karena adanya arus konveksi. Bongkah-bongkah benua adalah benda-benda pasif yang menumpang diatas mantel arus konveksi, sehingga dapat bergerak bebas. Bongkah-bongkah tersebut menghubungkan punggung-punggung tengah samudera, yaitu tempat arus konveksi naik dari mantel dan muncul di permukaan melalui celah –celah. Parit/ palung (oceanic trench) dan jalur-jalur orogensebagai tempat di permukaan bumi yang memungkinkan arus konveksi.
d. Teori Bumi Yang Mengembang (The Expanding Earth)
Teori ini dikemukakan oleh J.K.E. Halm (1935) dan diteruskan olehBruce C. Heezen. Teori ini mengasumsikan bahwa pada awal-awal pembentukannya, bumi berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran saat ini,kira-kira % ukuran bumi sekarang Pada waktu bumi mendingin, kerak terbentuk di permukaan, kemudian diikuti oleh berkembangnya ukuran bumi. Saat berkembangnya bumi tersebut, kerak asli mengalami retak dan membentuk benua-benua. Jika diasumsikan bahwa bumi berkembang seperti balon yang mengembang, sedangkan benua yang asli secara kasar memiliki ukuran yang sama, maka akan terbentuk kerak-kerak tambahan.
e. Teori Kemagnetan Purba ( Palaeomagnetism )
Palaeomagnetism dapat diartikan sebagai kajian kemagnetan bumi sepanjang waktu geologi. Palaeomagnetism mengkaji arah medan magnetbatuan pada waktu batuan tersebut terbentuk pada awalnya. Arah ini dapatterjadi melalui cara sebagai berikut : saat batuan beku dan sedirnen terbentuk, partikel magnet yang ada pada batuan tersebut memiliki arah dandip yang sama sebagai medan geomagnetik lokal pada saat batuan tersebut memadat. Kajian terakhir menunjukkan bahwa batuan yang ada pada benua menunjukkan arah magnetik lapangan yang bervariasi antara usia geologis satu dengan yang lain. Dengan kata lain, kemagnetan purba memberikan arah ke mana posisi kutub magnetik bumi yang dapat ditunjukkan pada waktu-waktu yang berbeda sepanjang sejarah geologi.
f. Konsep pemekaran Dasar Samudera (The Concept Of Sea-Floorspreading)
Diajukan oleh Harry Hess (1962) yang merupakan pengembangan teoriarus konveksi. Konsep ini merupakan dasar untuk munculnya teori tektonik lempeng. Pada punggung-punggung tengah samudera, tempat di mana arus konveksi muncul, terbentuk kerak baru yang menumpang di atas arus konveksi yang berasal dari dalam mantel. Kerak ini akan diangkut hingga mencapai jarak yang cukup jauh. Jika kerak ini mencapai palung, maka akan tenggelam atau turun kemudian masuk ke dalam mantel. Pada teori ini, yang bergerak adalah benua bersama lantai samudera. Keduanya menumpang secara pasif di atas arus konveksi yang ada di dalam mantel.
g. Teori Tektonik Lempeng (The Theory Of Plate Tectonics)
Teori ini menghubungkan pemikiran tentang pemekaran dasar lautandengan hipotesis yang lebih tua, yaitu apungan benua. Teori ini mencakupdua bagian sebagai berikut :
Pertama, bagian geometris, yang memandang bahwa kulit bumi memilikimosaik lempeng, berupa lempeng benua dan lempeng samudera. Kerak bumi mirip dengan kulit telur yang mengalami retakan pada sejumlah tempat. Kedua, bagian kinematik, yang berhubungan dengan aspek gerakan. Bagian- bagian Irtosfer yang bervariasi (lempeng), besar maupun kecil, yang ukurannya bervariasi, bergerak relatif konstan; lempeng-lempeng ini bergerak di atas zona yang "mobile" pada mantel bagian atas. Zona "mobile" ini disebut dengan astenosfer.
Teori tektonik lempeng memberikan pemikiran lebih lanjut bahwa kerak bumi bagian luar dapat dibagi-bagi menjadi sejumlah lempeng dalam berbagai ukuran dan masing-masing lempeng bersinggungan satu sama lain. Gerakan lempeng dapat disebabkan oleh arus konveksi maupun pengaruh gravitasi, yang mendorong dan menarik pergerakan tersebut. Lempeng utama yang berupa bagian benua dunia ada enam buah. Lempeng utama di dunia tersebut yaitu: 1) Lempeng Amerika, 2) Lempeng Antartika, 3) Lempeng Afrika, 4) Lempeng Eurasia, 5) Lempeng Pasifik, 6) Lempeng Indo-Australia.
2. Pembentukan Samudra
Planet bumi terdiri dari empat samudera luas, masing-masing samudera mempunyai karakter yang khas meliputi; 1) Samudra Pasifik, 2) Samudra Atlantik, 3) Samudra Hindia, dan 4) Samudra Arktik.
Adapun hipotesis terjadinya samudera yaitu:
a. Hill mengemukakan kerak bumi awalnya terbentuk di wilayah kutub tersusun atas material feldspar dengan ketebalan sekitar 1,5 Kilometer. Dampak dari pengaruh radio aktif disertai panas di dalam bumi mengakibatkan permukaan bumi tersebut menggelembung hingga terbentuklah daratan yang luas. Magmatis yang bersifat basalt lebih berat terletak di dsar samudera yang berada di atas benua.
b. J.H.F. Umgrove berpandangan, bahwa awalnya kerak bumi tidak hanya terdapat di daerah kutub saja, akan tetapi merata ke seluruh permukaan bumi yang menyebabkan kerak bumi mengalami banyak retakan. Pendapat Umgover retakan-retakan tersebut menjadi asal terbentuknya samudera yang luas.
c. V.J Vernansky berhipotesis tentang terpisahnya bulan dari bagian bumi yang masih plastis. Karena rotasi bumi sejumlah massa magma dan kerak bumi tersebut terlempar ke luar antariksa, dampaknya pada kerak bumi terbentuk cekungan sangat luas yang pada akhirnya membentuklah samudera Pasifik.
d. V.V Belousov berhipotesis bahwa dasar samudera terbentuk karena penurunan secara terus-menerus tanah yang ada di daratan. Oleh sebab itulah perairan samudera mengalami perluasan sampai ke arah daratan. Menurut Belousov samudera Hindia dan samudera Atlantik terus mengalami perluasan samapai masa tersier, sedangkan pada samudera pasifik mengalami perluasan sampai ke daratan hingga pada masa quarter.
Terdapat berbagai teori-teori mengenai sejarah terbentuknya samudera, meliputi:
a. Teori kontraksi (Contraction theory )
James Dana dan Elie De Baumant pada tahun 1847-1852 mengemukanan bahwa sebelum terbentuknya bumi, kondisi bumi masih panas. Kemudian mengalami pendinginan hingga terbentuk kerak bumi. Pada masa jutaan tahun kemudian terjadi perubahan di dalam lapisan bumi. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terbentuknya continen dan cekungan samudera. Kondisi ini bisa diasumsikan karena di bawah kerak bumi terdapat batuan bersifat plastis yang lebih berat umumnya dikenal dengan istilah mantel atau astenosfer.
b. Teori Gravitasi (Gravity theory)
Para pakar Geologis berpandangn bahwasanya basin yang ada pada samudera terjadi saat bintang besar melintasi medekat di bumi. Akibat pengaruh gaya gravitasi menyebabkan terjadi tarik-menarik antara bintang dengan bumi. Kondisi bumi yang masih panas dan lunak (plastis) sehingga bagian luar bumi tertarik ke angkasa luar. Bekasnya membentuk basin yang luas sebagai samudera, berdasarkan teorinya basin yang luas itu merupakan cekungan samudera Pasifik. Sedangkan bumi bagian luar yang terlepas ke angkasa membentuk menjadi bulan.
c. Teori Meteroid (Meteroid Theory)
Berdasarkan teori meteroid terbentuknya basin yang luas di samudera sebagai dampak dari kejatuhan meteor angkasa luar. Dihipotesiskan cekungan-cekungan pada kawah danau pada bulan dan bumi di samudera terbentuk akibat daya yang sama. Kuatnya benturan dari meteor cekungan itu terisi oleh air dan menjadi samudera.
d. Teori Benua Apung (Contonental Drift Theory)
Pada tahun 1930-an Alfred Wegener mengemukakan Teori ini. Wegener berpandangan bahwa ketika kerak bumi mengalami pendinginan terbentuklah suatu kontinental yang sangat besar yang dikenal dengan Pangea. Meskipun Kontinental itu besar tetapi relatif ringan sehingga mampu mengapung di atas batuan plastis di bawahnya dengan massa lebih berat. Kemudian terbentuklah dua lempengan luas. Lempengan bagian utara terbentuk Amerika Utara dan Eurasia sedangkan lempengan bagian selatan terbentuk Amerika Selatan. Lempengan keduanya tersebut terpisah dengan adanya samudera luas yang dinamakan sebagai Tethys. Kemudian lautan thetys semakin sempit menjadi lautan Mediteran, laut Hitam dan laut Kaspia. Contonental Drift theory dapat dibuktikan berdasarkan kesesuaian bentuk pantai Amerika selatan, Eurasia serta Afrika. Bukti lainnya yang memperkuat Continental Drift theory yaitu ditemukannya kesamaan fosil-fosil tumbuhan dan hewan pada fosil purba pada pantai masing-masing benua tersebut. Fosil tumbuh-tumbuhan dan hewan atau spesies khusus ditemukan pada fosil purba tersebar di pantai Amerika Selatan, Afrika, Eurasia, Hindia dan Siberia.
D. Gempa Bumi Dan Stunami
1. Gempa Bumi
Nur (2010:67) mengatakan gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam bumi yang kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan keras. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik), aktivitas gunungapi, akibat meteor jatuh, longsoran (di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di bawah permukaan. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang paling umum terjadi merupakan getaran yang dihasilkan dari peristiwa pematahan batuan akibat benturan dua lempeng secara perlahan-lahan itu yang akumulasi energi benturan tersebut melampaui kekuatan batuan, maka batuan di bawah permukaan.
Peristiwa gempa bumi besar merupakan suatu peristiwa dimana bergetarnya bumi akibat pelepasan energy didalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari peregerakan lempeng - lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan di pancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga dampaknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Sementara itu, akibat energy yang ditimbulkan sangat luar biasa sehingga menimbulkan deformasi elastik saat terjadi gempa bumi. Seiring bertambahnya waktu, perubahan deformasi yang dihasilkan pasca gempa bumi diikuti dengan deformasi post - seismic.
Gempa bumi mempunyai karakteristik yang khas, yaitu :
1. Tidak dapat dicegah.
2. Peristiwanya sangat mendadak dan mengejutkan.
3. Waktu terjadinya, lokasi pusatnya dan kekuatannya tidak dapat diprediksi (diperkirakan) secara tepat atau akurat oleh siapapun, termasuk pakar-pakar gempa.
3. Tsunami
Tsunami, kata ini berasal dari Jepang, tsu berarti pelabuhan, nami berarti gelombang. Tsunami dipergunakan untuk gelombang pasang yang memasuki pelabuhan. Pada laut lepas misal terjadi gelombang pasang sebesar 8 m tetapi begitu memasuki daerah pelabuhan yang menyempit tinggi gelombang pasang menjadi 30 m. Tsunami biasa terjadi jika gempa bumi berada di dasar laut dengan pergerakan vertikal yang cukup besar. Tsunami juga bisa terjadi jika terjadi letusan gunungapi di laut atau terjadi longsoran di laut.
Bencana tsunami yang merupakan salah satu bencana ikutan akibat gempa bumi akan terjadi apabila :
1. Pusat gempa dibawah dasar laut.
2. Kedalaman <60 Km (dangkal).
3. Kekuatan e”6 skala Richter (ada juga yang mengatakan e”6.5 SR).
4. Dasar laut mengalami penyasaran vertical (secara naik atau secara turun).
5. Kolom air laut di atas episentrum tebal.
6. Terjadi ledakan dasyat gunung api di bawah permukaan air laut.
7. Terjadi longsoran besar didasar laut.
Usaha yang perlu dilakuakn untuk mengurangi bahaya bencana tsunami, diperlukan perhatian khusus terhadap tiga hal yaitu:
1. Struktur pantai
Di daerah pantai, dimana gempa bias terjadi sebaiknya dibangun struktur bangunan penahan ombak berupa dinding pantai yang merupakan bangunan pertahanan terhadap tsunami. Pohon-pohon pentai seperti tanaman bakau juga cukup efektif untuk mereduksi energy tsunami, terutama untuk tsunami yang ketinggiannya kurang dari 3 meter.
4. Penataan wilayah
Cara yang paling efektif mengurangi korban bahaya tsunami adalah dengan memindahkan wilayah pemukiman pantai ke daerah bebas tsunami. Perkiraan tentang daerah penggenangan tsunami diperlukan untuk merancang daerah pemukiman yang aman bagi penduduk.
5. System terpadu
System pencegahan tsunami akan meliputi hal-hal seperti, peramalan, peringatan, pendidikan masyarakat, latihan, kebiasaan untuk selalu waspada terhadap bencana, dan kesigapan pasca bencana.
6. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebencanaan gempa bumi dan tsunami adalah sebagai berikut :
1. Gempa-gempa kecil tidak selalu berarti merupakan pendahuluan dari sebuah gempa besar.
2. Gempa terbesar terjadi di Chili pada 22 Mei 1960 dengan kekuatan 9,5 skala Richter. Gelombang seismicnya menguncang seluruh bumi selama berhari-hari, fenomena ini yang di sebut dengan earth free oscillation.
3. Tahun 1855, patahan pertama kali dikenal sebagai sumber gempa.
4. Hypocenter gempa adalah lokasi dibawah permukaan bumi dimana patahan mulai retak. Epicenter gempa adalah lokasi tepat diatas hypocenter dipermukaan Bumi.
5. Diperkirakan setiap tahun 500.000 gempa terdeteksi di dunia. Sebanyak 100.000 diantaranya dapat dirasakan, dan 100 diantaranya menyebabkan kerusakan.
6. Intensitas gempa diukur berdasarkan getaran yang dihasilkan gempa. Angkanya bervariasi di tiap lokasi yang terkena efek gempa.
7. Tidak ada gempa akibat cuaca.
8. Kebanyakan gempa terjadi di kedalaman kurang dari 80 km di bawah permukaan Bumi.
9. Gempa paling awal yang tercatat secara lengkap adalah gempa di Shandong, Cina pada 1831 SM. Catatan seadanya dimulai pada 780 SM pada masa pemerintahan Zhou Dynasty di Cina.
10. Tahun 1760 Insinyur Inggris John Michell mencatat gempa disebabkan oleh pergeseran massa batuan di bawah permukaan.
11. Kebanyakan gelombang gempa memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Jadi suara gemuruh yang didengar manusia adalah suara bendabenda yang terguncang.
7. Dampak Gempa Bumi Dan Tsunami di Pengaruhi Oleh Beberapa hal :
1. Besarnya kekuatan gempa
2. Jarak episentrum dengan kawasan rawan bencana.
3. Kedalaman Hiposentrum.
4. Letak Hiposentrum didarat atau dilaut.
5. Kepadatan penduduk.
6. Kualitas dan Kuantitas bangunan.
7. Kesiapan masyarakat (seluruh komponen system) untuk melaksanakan mitigasi bencana.
8. Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami
Mitigasi atau upaya meminimalkan resiko yang ditimbulkan dari bencana gempa bumi dan tsunami meliputi beberapa hal, yaitu memprediksi gempa bumi, tindakan sebelum kejadian, tindakan saat kejadian dan tindakan setelah kejadian.
1. Memprediksi Gempa Bumi
Nur (2010:69) mengatakan bencana gempa bumi merupakan bencana yang tidak dapat dicegah, terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan serta tidak dapat diperkirakan secara akurat lokasi pusatnya, waktu terjadinya dan kekuatannya secara tepat dan akurat, namun gempa bumi dapat diprediksi kisaran waktu yang memungkinkan untuk terjadi. Metode prediksi gempa bumi ada 2 (dua) metode, yaitu :
a. Short-range prediction (prediksi waktu pendek)
Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif pendek dan meliputi :
1) Memprediksi jangka waktu antara fore shock dan main shock atau major shock atau major earthquake.
2) Dari pengalaman sejarah gempa bumi di Jepang, Amerika, China dan Russia waktu ini bervariasi, ada yang 24 jam, ada yang lebih dari 1 bulan.
3) Kenyataannya banyak yang tidak berhasil.
b. Long-range prediction (prediksi waktu panjang)
Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan meliputi :
1) Mempelajari interval bencana gempa besar pada waktu yang lalu (siklus).
2) Ternyata siklus ini tidak tepat sama seperti Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI atau ulang tahun seseorang yang sudah jelas saatnya.
Anonym (Kompas, 25 Nov 2001) menyebutkan bahwa BMG memperkirakan, antara tahun 2002- 2010, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan akan mengalami gempa tektonik bekekuatan 7-8 MMI (modified mercalli intensity) yang setara dengan 6 skala Richter (SR). siklus gempa ini berulang setiap 20-25 tahun. Warga masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta harus bersiap diri menghadapi gempa 100 tahunan yang lebih dahyat dengan kekuatan 10 MMI= 7-8 SR. Gempa berskala 10 MMI terahkir pernah terjadi sekitar tahun 1910, sedangkan gempa 7-8 MMI terjadi pada tahun 1980-an. Ternyata gempa 27 Mei 2006 pukul 5.55 WIB, ini berskala 5.9 (BMG), 6.2(USGS) sesuai dengan prakiraan gempa 20-25 tahunan. Dari pengalaman sejarah gempa, untuk hiposentrum yang sama, gempa susulan selalu lebih kecil kekuatannya dibandingkan dengan gempa utama. Kalau ada gempa yang besar pasti hiposentrumnya berada ditempat lain.
2. Sebelum kejadian
Sebelum kejadian bencana gempa bumi perlu dilakukan persiapan dan pengetahuan mengenai kebencanaan. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman dan kesiapsiagaan dalam menghadapai bencana sehingga diharapkan kerugian dan korban akan dapat dikurangi. Persiapan dan pengetahuan bencana tersebut meliputi :
a. Perlunya memahami daerah yang kita tinggali merupakan daerah yang dekat dengan jalur gempa dan gunungapi sehingga perlunya sikap waspada dan kesiapsiagaan. Namun demikian tetap tenang dan hidup wajar seperti biasa.
b. Perlunya mengumpulkan informasi bencana yang diperkirakan terjadi di daerah tempat tinggal kita dengan menghubungi instansi yang berwenang atau terkait.
c. Perlunya memahami tempat-tempat yang aman dan tempat yang tidak aman apabila terjadi bencana gempa. Hal ini cukup penting dalam rangka tindakan penyelamatan diri saat kejadian bencana gempa.
d. Mengaitkan benda-benda berat yang membahayakan ke tempat yang kokoh sehingga bila terjadi gempa tidak mudah roboh atau jatuh yang dapat mencelakakan kita.
e. Membuat rencana jalur evakuasi bagi masingmasing anggota keluarga menuju satu titik tempat aman diluar rumah. Begitupun anggota masyarakat menuju satu titik tempat aman yang telah disepakati bersama.
f. Melakukan latihan evakuasi bagi anggota keluarga maupun masyarakat untuk menyelamatkan diri saat kejadian bencana. Hal ini penting untuk membiasakan melakukan evakuasi dan untuk mengestimasi waktu serta melakukan koordinasi saat kejadian bencana sebenarnya.
Untuk mengurangi kerugian dan korban akibat bencana tsunami yang merupakan bencana ikutan gempa bumi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Selalu mempersiapkan diri dengan peralatan meliputi senter, radio transistor dan PPPK serta perbekalan secukupnya. Peralatan semacam ini sangat berguna pada saat terjadi bencana, karena biasanya listrik padam, perlunya obat-obatan serta informasi resmi mengenai situasi dan kondisi daerah bencana.
b. Memahami dan menguasai tempat yang aman dan jalur evakuasi jika tsunami terjadi. Pemahaman yang baik akan membantu kelancaran proses evakuasi dan mempersingkat waktu evakuasi sehingga akan meminimalkan korban dan kerugian akibat bencana.
c. Mendengarkan informasi yang resmi yang berhubungan dengan bencana yang terjadi. Adanya bencana kadang dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang mencari keuntungan dengan menyebarkan berita seputar bencana yang meresahkan masyarakat.
d. Mendiskusikan dengan teman dan tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Hal ini penting karena dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kebencanaan serta merupakan upaya menjalin koordinasi dan kerjasama sesama anggota masyarakat.
e. Menjalin hubungan dengan pemerintah atau pihak lain yang dapat memberi bantuan. Hal ini merupakan salah satu yang penting dalam keadaan darurat akibat bencana. Korban bencana akan segera memperoleh pertolongan karena sebelumnya telah terjalin koordinasi dengan pihak pemberi bantuan baik pemerintah maupun pihak lain.
f. Menjaga kelestarian alam pantai terutama hutan mangrove (bakau) di daerah pantai yang dapat berfungsi sebagai penahan gelombang alamiah. Bakau yang mempunyai perakaran bercabang dan menancap ke dasar batuan merupakan salah satu barier (penahan) gelombang alamiah sehingga dapat mencegah terjadinya abrasi pantai atau jika bencana tsunami datang setidaknya telah terhambat oleh keberadaan hutan bakau.
3. Saat kejadian
Saat kejadian bencana gempa bumi perlu dilakukan langkah-langkah yang bertujuan untuk menyelamatkan diri. Hal ini sangat penting dalam rangka mengurangi korban jiwa akibat bencana. Langkah-langkah tersebut antara lain :
a. Saat berada di dalam rumah/gedung
Apabila gempa bumi terjadi saat kita berada di dalam rumah, maka yang kita lakukan adalah :
1) Tetap tenang dan tidak panik. Sikap tenang dan tidak panik akan membawa kita melakukan langkahlangkah yang benar dan cepat namun tidak sembrono.
2) Cabut semua peralatan listrik dan gas.Tindakan ini dilakukan untuk menghindari kerusakan peralatan elektronik dan kemungkinan terjadinya kebakaran.
3) Berlindung di bawah meja atau kursi yang kokoh. Apabila kita tidak sempat keluar rumah ketika terjadi gempa maka kita berlindung di bawah meja atau kursi yang kokoh, jangan meja atau kursi yang rapuh. Hal ini untuk melindungi dari jatuhan benda benda keras akibat gempa.
4) Sesegera mungkin lari ke luar rumah menuju ke tempat terbuka. Apabila kita ada kesempatan ke luar rumah saat terjadi gempa, sesegera mungkin lari keluar rumah menuju ke tempat terbuka yang aman. Tempat terbuka yang aman adalah tempat terbuka yang jauh dari bangunan maupun pohon besar.
b. Saat berada dalam perjalanan
1) Tetap tenang dan tidak panik. Kepanikan kadang justru yang membuat diri kita celaka karena kita tergesa-gesa dan sembrono dalam bertindak.
2) Parkir kendaraan di tempat yang aman. Apabila saat terjadi gempa kita berada dalam kendaraan, segera parkir kendaraan di tempat yang aman baik dari jatuhan pohon, bangunan dan sebagainya serta aman dari kemungkinan pencurian kendaraan.
3) Sesegera lari ke luar kendaraan menuju ke tempat terbuka. Setelah kendaraan parkir di tempat aman, segera lari keluar kendaraan menuju ke tempat terbuka yang aman. Kalau tidak sempat keluar, tetap di dalam kendaraan, menunduk lindungi kepala dan berpegangan.
4) Untuk bencana gempa bumi di daerah pantai, setelah terasa gempa serta diikuti dengan air laut surut secara tiba-tiba dan sangat cepat, maka segera tinggalkan pantai sesegera mungkin menuju ke tempat lebih tinggi. Karena hal tersebut merupakan indikasi akan datangnya gelombang tsunami. Janganlah kita terkecoh dengan banyaknya ikan yang ada di pantai akibat air laut yang surut tiba- tiba dan sangat cepat. Bila kondisi semacam tersebut terjadi segera beritahu anggota masyarakat lain dengan membunyikan alarm tanda bahaya yang telah disepakati, seperti sirine, peluit, kentongan dan sebagainya. Setelah itu secepatnya segera menmghubungi posko-posko bantuan seperti Pemerintah Daerah, Palang Merah dan pihak-pihak lain.
4. Setelah kejadian
Setelah bencana terjadi, para pengungsi telah diungsikan ke tempat aman, langkah-langkah yang dilakukan antara lain :
a. Mengecek anggota keluarga dan sanak saudara kita. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah yang selamat dan korban jiwa akibat bencana khusunya keluarga dan sanak saudara kita.
b. Menyiapkan dapur umum (khususnya para wanita). Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makanan secara terkoordinasi bagi semua pengungsi.
c. Menyiapkan tenda-tenda darurat atau yang lain untuk berteduh (khususnya kaum pria). Hal ini dilakukan untuk tempat berteduh dan istirahat sementara yang terkoordinasi bagi semua pengungsi.
d. Segera menghubungi dan mendatangi poskoposko batuan untuk mendapatkan makanan bergizi, selimut dan obat-obatan.
e. Segera menghubungi dan mendatangi posko kesehatan untuk memeriksakan diri agar terhindar dari penyakit yang umum pasca bencana seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas, penyakit kulit, dan penyakit menular lainnya.
f. Melakukan rehabilitasi dan rekontruksi daerah pasca bencana (oleh pemerintah baik pusat maupun daerah).
SOAL
1. Jika bulan berada di posisi 3, peristiwa yang akan terjadi adalah . . .
a. Gerhana bulan total
b. Gerhana bulan penumbra
c. Gerhana matahari cincin
d. Gerhana matahari total
2. Peristiwa yang terjadi berdasarkan ilustrasi diatas adalah..
a. Gerhana bulan total
b. Gerhana bulan penumbra
c. Gerhana matahari cincin
d. Gerhana matahari total
3. Lapisan antara dari inti bumi tersusun oleh ..........
a. Besi
b. Kristal besi-nikel
c. Mineral olivine
d. Oksida sulfida
4. Yang termasuk batuan beku adalah.......
a. Basalt
b. Granit
c. Malihan
d. Metamorf
5. Lapisan atmosfer yang paling tinggi dan memiliki kandungan gas - gas atmosfer sangat rendah. Lapisan atmosfer ini terdapat pada lapisan….
a. Mesosfer
b. Termosfer
c. Eksosfer
d. Stratosfer
6. Lapisan atmosfer yang mengandung butir-butir sulfat tertentu yang memungkinkan terjadinya hujan terdapat pada ........
a. Mesosfer
b. Stratosfer
c. Eksosfer
d. Termosfer
7. Lapisan atmosfer yang dapat memantulkan gelombang radio adalah .....
a. Stratosfer
b. Mesosfer
c. Termosfer
d. Eksosfer
8. Lapisan luar bumi yang ditandai dengan angin yang sangat kencang yang terjadi dengan pola aliran yang tertentu, dan juga tempat terbangnya pesawat. Lapisan ini berada pada lapisan ….
a. Mesosfer
b. Termosfer
c. Eksosfer
d. Stratosfer
9. Peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energy didalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Disebut juga dengan peristiwa…
a. Gempa bumi
b. Patahan bumi
c. Tsunami
d. Gunung meletus
10. Gempa yang bersal dari letusan gunung berapi disebut juga dengan gempa ?
a. Gempa vulkanisme
b. Gempa tektonisme
c. Gempa gunung
d. Gempa larva
Daftar Pustaka
Mujab, Syaiful. 2014. Gerhana ; Antara Mitos, Sains, dan Islam. Jurnal Pemikiran
Hukum dan Hukum Islam, Vol 5, No 2
Nur, Arief Mustofa. 2010. Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal Geografi Volume 7 No. 1
Ramlawati, dkk. 2017. Mata Pelajaran Ipa. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Trianawati, Nanin Sugito. 2008. Tsunami. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Widiastuti, Ni Luh Gede Karang. 2017. Ilmu Alamiah Dasar. Denpasar: Universitas Dwijendra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar