ILMU KEALAMAN DASAR
“Perkembangan Teknologi (Bioteknologi, Teknologi Informasi, dan Teknologi Kearifan Lokal)”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampai kan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatrahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Bioteknologi, Teknologi Informasi, dan Teknologi Kearifan Lokal “, yang mana makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makala ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebeesar-besarnya.
Bikittinggi, 24 Oktober 2020
Kelompok
5
DAFTAR ISI
4. Ilmu dan Teknologi Pendukung Bioteknologi
1. Pengertian Teknologi Informasi
a. Peran Teknologi Informasi dalam Pendidikan
b. Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Pemerintahan
3. Dampak Positif dan Dampak Negatif Teknologi Informasi
a. Dampak Positif Teknologi Informasi
b. Dampak Negatif Teknologi Informasi
1. Pengertian Teknologi Kearifan Lokal
3. Fungsi Teknologi Kearifan Lokal
4. Penerapan Teknologi Kearifan Lokal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas yang diperlukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Perkembangan dari teknologi sendiri yang begitu cepat, secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktifitas yang dilakukannya. Beberapa penerapan teknologi-teknologi penting antara lain dalam dunia bisnis, sektor ekonomi, sektor pemerintahan, ruang lingkup budaya dan pendidikan dan juga dari bidang kesehatan. Dengan ditunjang adanya teknologi-teknologi tersebut, segala aktifitas yang dilakukan dapat berjalan secara efektif, efisien dan tentunya tepat guna.
Di era yang serba canggih ini, teknologi telah menjadi kebutuhan utama bagi manusia. Teknologi yang berkembang sekarang telah mencakup berbagai macam manfaat dan keunggulan. Dengan memanfaatkan teknologi, seseorang bisa lebih mengefisiensikan waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dilakukan secara instan. Akan tetapi, segala sesuatu yang dilakukan secara instan tentu saja tidak selalu baik.
Ada pula dampak negatif yang dapat timbul yang disebabkan oleh sifat instan yang dimiliki teknologi. Sebagai manusia yang dikaruniai oleh akal yang cerdas, seseorang haruslah dapat menguasai teknologi dengan baik. Bukanlah menjadi teknologi yang menguasai manusia. Manusia yang harus memperbudak teknologi, bukan teknologi yang memperbudak manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan bioteknologi?
2. Bagaimana perkembangan teknologi informasi?
3. Bagaimana perkembangan teknologi kearifan lokal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan bioteknologi.
2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi.
3. Untuk mengetahui perkembangan teknologi kearifan lokal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bioteknologi
1. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio (hidup), teknos (teknologi, penerapan), dan logos (ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Menurut European Federation of Biotechnology (EFB), Bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, atau analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa. (Ramlawati, 2017: 1)
Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang Bioteknologi (dalam Nurcahyo, 2005: 8) yaitu:
a. Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
b. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa (OECD,1982).
c. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus (OTA-US, 1982).
d. Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya seperti; enzim.
e. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
f. Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan industri (EFB., 1983)
Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
a. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti beras, anggur, susu dsb.
b. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi proses penguraian atau penyusunan oleh agen hayati.
c. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.
Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya adalah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada tumbuhan dan hewan.
Terdapat empat prinsip dasar bioteknologi, yaitu penggunaan agen biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan, dan melibatkan banyak disiplin ilmu.
2. Sejarah Bioteknologi
Bioteknologi dalam artian pemanfaatan mikroorganisme untuk mengolah makanan dan minuman, telah dikenal sejak jaman dahulu sebelum masehi. Orang mesir kuno telah mengenal pemanfaatan mikroorgansime untuk membuat bir, anggur, vinegar, keju, tuak, yoghurt dsb. Bioteknologi telah mengalami perkembangan sesuai jamannya untuk memproduksi; alkohol, penisilin, dan akhirnya antibodi monoklonal.
Prospek ke depan, terdapat indikasi bahwa perkembangan penerapan bioteknologi dalam segala bidang kehidupan akan semakin meningkat dengan didukung oleh penemuan-penemuan baru dan penerapan metode-metode baru. Kemajuan yang sangat menggembirakan dalam bioteknologi adalah penerapan rekayasa genetika dengan menyisipkan gen-gen tertentu yang dikehendaki kedalam sel yang telah dikultur dengan tujuan untuk memproduksi insulin dan/atau beberapa hormon pertumbuhan dalam skala besar. Demikian pula penggunaan antibody monoklonal sangat meluas baik untuk penelitian maupun uji klinis termasuk diagnosis dan bahkan upaya mencapai target spesifik untuk pengobatan.
Perencanaan strategis dalam Bioteknologi: kompetensi menguasai bioteknologi dapat tercapai manakala pembinaan sumber daya manusia diorientasikan pada kompetensi meneliti dan menerapkan metode-metode mutakhir bioteknologi. Kemampuan menguasai dan mengaplikasikan metode-metode mutakhir bioteknologi seperti: kultur jaringan, rekayasa genetik, hibridoma, kloning, dan polymerase chains reaction (PCR) secara prospektif akan mampu menghasilkan produk-produk penemuan baru.
Bull, et al., (dalam Nurcahyo, 2011: 10) menyatakan bahwa istilah bioteknologi mempunyai pengertian sebagai penerapan teknik-teknik biologi, biokimia dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dankomponankomponen untuk menghasilkan barang dan jasa. Secara umum, bioteknologi dapat diklafikasikan menjadi dua aras yaitubioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
Aplikasi bioteknologi sesungguhnya telah berlangsung cukup lama, dalam peradapan manusia seperti upaya produksi antibiotik, fermentasi, alcohol, pangan dan teknologi pengolahan limbah yang kesemuanya dapat dikelompokan ke dalam biteknologi konvensional. Tetapi mengapa nampaknya biteknologi baru saja berkembang pada kurun abad ke dua puluh ini? Karena secara implisit yangdimaksud bioteknologi adalah biteknologi modern, yang intinya adalah rekayasa genetik, dengan teknik gen kloning yang berkembang berdasar penemuan struktur dan fungsi DNA oleh Watson dan Creck.
Dalam perkembangannya, bioteknologi telah mencapai tingkat rekayasa yang lebih terarah, sehingga hasilnya dapat dikendalikan. Dengan teknik yang dikenal sebagai teknik DNA rekombinan, atau secara popular dikenal sebagai rekayasa genetika. Para ilmuan dapat menyambung molekul-molekul DNA yang berbeda menjadi suatu molekul DNA rekombinan yang inti prosesnya adalah “kloning gena”.
3. Perkembangan Bioteknologi
Menurut perkembangannya, secara umum bioteknologi menurut Ramlawati, 2017: 2- 10) dibagi menjadi dua jenis:
a. Bioteknologi Konvensional (sederhana)
Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Ciri-ciri bioteknologi konvensional; kurang steril, jumlah sedikit (terbatas), kualitas belum terjamin.(Nurcahyo, 2005: 10)
Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan secara sederhana dan diproduksi tidak jumlah yang besar. Dalam bidang pangan, fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Seiring dengan perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas menjadi semua proses yang melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan metabolit primer atau sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan.
Bioteknologi konvensional dimanfaatkan dalam beberapa bidang:
1) Bidang Makanan
Dalam bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya yaitu:
a) Yogurt
Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental. Proses penguraian ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan.
b) Keju
Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Bakteri ini akan menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada susu akan menggumpal dan membagi susu menjadi cair dan padatan (dadih).
Selanjutnya enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi asam dan protein yang ada pada dadih. Dadih inilah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan keju.
c) Roti
Pembuatan roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh yeast atau khamir. Yeast merupakan sejenis jamur yang ditambah pada adonan tepung dan akan menimbulkan proses fermentasi. Proses ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Gas karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sedangkan alkohol akan berkontribusi dalam menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti. Adonan akan tampak lebih mengembang dan membesar pada saat adonan dimasukkan ke oven, karena gas akan mengembang pada suhu tinggi.
d) Kecap
Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari kacang kedelai. Pada tahap awal kedelai akan difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus wentii. Tahap selanjutnya kedelai yang sudah difermentasikan akan dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Pembuatan kecap dilakukan melalui proses perendaman kedelai dengan larutan garam, sehingga pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Jamur Aspergillus wentii akan merombak protein menjadi asam-asam amino, komponen rasa, asam, dan aroma khas.
e) Tempe
Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi menjadi salah satu makanan favorit. Pada dasarnya proses produksi tempe ini menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan membentuk struktur yang kompak. Pada waktu pertumbuhan jamur, jamur juga akan membuat suatu enzim protease yang dapat menguraikan protein kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita.
f) Cuka
Bahan dasar pada proses pembuatan cuka adalah etanol yang dihasilkan oleh fermentasi anaerob oleh ragi. Oleh bakteri asam asetat, seperti Acetobacter dan Gluconobacter, etanol akan dioksidasi menjadi asam asetat.
2) Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan kebutuhan makanan. Bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian diantaranya adalah:
a) Kultur Jaringan
Kultur artinya pembudidayaan, sedangkan jaringan artinya sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Dengan demikian kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan makhluk hidup menjadi individu baru yang mempunyai sifat sama seperti induknya.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan tumbuhan dilakukan berdasarkan teori sel sebagaimana yang dikemukakan oleh Scleiden dan Schwann, yaitu sel tumbuhan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan (dari bagian mana saja sel tersebut diambil) yang jika diletakkan dalam lingkungan yang sesuai, akan tumbuh menjadi tumbuhan yang sempurna.
Kultur jaringan akan lebih besar keberhasilannya apabila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dindingnya tipis, belum mempunyai penebalan dari zat pectin, plasmanya penuh, dan vakuolanya kecil.
b) Pembastaran
Pembastaran atau persilangan merupakan perkawinan antara dua individu tanaman yang berbeda varietas, tetapi masih dalam satu spesies. Pembastaran merupakan cara yang sederhana, murah, dan paling mudah untuk menghasilkan tanaman pangan varietas unggul. Contoh, padi varietas X yang memiliki produksi gabah tinggi dan tidak cepat rebah dikawinkan dengan padi varietas Y yang memiliki sifat tahan hama dan umur panen pendek. Dari perkawinan ini, dapat dihasilkan padi varietas baru yang memiliki sifat perpaduan dari keduanya, yaitu produksi gabah tinggi, tahan hama, tidak cepat rebah, dan umur panen pendek.
c) Hidroponik
Hidroponik adalah teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan yang bersifat porus, seperti pecahan genting, pasir kali, batu, kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya. Contoh bioteknologi konvensional yang lain dalam bidang pertanian adalah penyeleksian tanaman jenis mustard alami oleh manusia, menghasilkan tanaman, kolabri, brokoli, kubis, dan kembang kol.
3) Bidang Industri
Penerapan bioteknologi konvensional di bidang industri di antaranya adalah teknik bioremediasi, yaitu suatu proses pengelolaan limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya (logam berat) menjadi limbah yang kurang berbahaya. Bioremediasi ini juga melibatkan mikroba tertentu, diantaranya Xanthomonas campestris dan Pseudomonas foetida. Caranya dengan melepaskan langsung bakteri tersebut ke limbah pabrik yang tercemar.
4) Bidang Pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pengobatan, misalnya antibiotik penisilin yang digunakan untuk pengobatan, diisolasi dari bakteri dan jamur, dan vaksin yang merupakan mikroorganisme yang toksinnya telah dimatikan bermanfaat untuk meningkatkan imunitas.
5) Bidang Peternakan
Bioteknologi tradisional di bidang peternakan, misalnya pada domba ankon yang merupakan domba berkaki pendek dan bengkok, sebagai hasil mutasi alami dan sapi Jersey yang diseleksi oleh manusia agar menghasilkan susu dengan kandungan krim lebih banyak.
b. Bioteknologi Modern
Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan pangan. Produksi pangan dengan cara tradisional tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Hal ini menuntut para ilmuwan untuk mencari solusi dalammemproduksi bahan pangan dengan cara yang lebih baik. Penerapan bioteknologi dalam produksi bahan pangan menjadi solusi terbaik saat ini. Bioteknologi berpotensi meningkatkan produksi tanaman budidaya dan mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan tesebut para ilmuwan mengembangkan bioteknologi modern.
Dalam bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih. Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat menggunakan bagian-bagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
Bioteknologi modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Salah satu produk hasil rekayasa genetik adalah dengan membuat organisme transgenik.
Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang bioteknologi dapat menyusun pola gen sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme yang sifat-sifatnya sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini dikenal juga dengan istilah DNA rekombinan, yaitu proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke organisme lain. Pengaturan pola genetik ini melibatkan penggunaan gen organisme lain yang disisipkan ke pita DNA organisme tertentu. Organisme yang menggunakan bagian gen organisme lain di dalam tubuhnya dikenal dengan istilah organisme transgenik.
1) Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan informasi genetik dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif agar tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat melimpah. Bahkan, tanaman juga dapat direkayasa agar mampu membunuh hama yang menyerang tumbuhan tersebut. Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).
Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen).
Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik).
Beberapa tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk menghasilkan tiga macam sifat unggul, yaitu tahan hama, tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan tidak mudah busuk.
2) Hewan Transgenik
Selain tumbuhan transgenik, juga ada hewan-hewan transgenik. Pada awalnya hewan transgenik merupakan bahan penelitian para ilmuwan untuk menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara penanggulangannya. Perkembangan selanjutnya, penerapan teknologi rekayasa genetik pada hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan ternak yang memproduksi susu dan daging yang berkualitas, ikan yang cepat besar dan mengandung vitamin tertentu, dan sebagainya.
Bioteknologi modern mempunyai peranan penting dalam bidang kedokteran sehingga semakin menonjol setelah adanya penelitian dan penerapan ilmiah. Bioteknologi modern dibidang kedokteran hampir sama dengan di bioteknologi konvensional tetapi hasilnya jauh lebih banyak dan lebih terjamin menggunakan bioteknologi modern karena dibantu oleh alat-alat canggih lainnya misalnya pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika, dan hormon.
4. Ilmu dan Teknologi Pendukung Bioteknologi
Beberapa ilmu dan teknologi yang mendukung bioteknologi (dalam Tajudddin, 2015: 1.24-1.32) adalah sebagai berikut:
a. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang mikroba atau jasad renik. Pengetahuan tentang sifat-sifat dan struktur mikroba mendukung kemajuan bioteknologi. Misalnya, mikroba berupa bakteri dapat tumbuh pada kisaran suhu tertentu. Pengetahuan mengenai bakteri ini dapat digunakan untuk membuat yoghurt, yang menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus, pada kisaran suhu tertentu.
b. Biologi Sel
Biologi sel merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang sifat-sifat dan struktur sel. Pengetahuan mengenai sifat protoplasma suatu sel yang dapat berfusi atau bergabung dengan protoplasma sel lain pada spesies yang sama maupun berbeda, bermanfaat bagi aplikasi fusi sel untuk meningkatkan keragaman hayati. Fusi sel tersebut dapat dilakukan pada sel tanaman kedelai dengan jagung, serta sel tanaman kedelai dengan kacang kapri.
Contoh lainnya, pengetahuan mengenai sifat totipotensi pada sel-sel tanaman bermanfaat untuk kultur jaringan. Totipotensi merupakan kemampuan sel-sel tanaman untuk berdiferensiasi dan tumbuh menjadi berbagai organ dan membentuk tanaman yang baru.
c. Genetika
Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat-sifat genetik makhluk hidup dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pemahaman mengenai bentuk dan karakteristik materi pewaris sifat, yaitu DNA (gen) akan membantu percepatan kemajuan bioteknologi. Tanaman transgenik tomat yang tahan disimpan lama, insulin manusia yang disintesis dari bakteri Escherichia coli dan lainnya merupakan penerapan ilmu genetika dalam bioteknologi.
d. Biokimia
Biokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari makhluk hidup dari aspek kimianya. Biokimia menganggap hidup adalah kimia, gejala hidup adalah gejala kimia dan proses-proses hidup diselenggarakan atas dasar reaksi dan peristiwa kimia. Dengan biokimia maka ahli bioteknologi memperlakukan makhluk hidup sebagai bahan kimia yang dapat dipadukan dan direkayasa.
e. Imunologi
Imunologi mempelajari semua aspek sistem imun (kekebalan tubuh) dalam merespons atau melawan mikroorganisme atau unsur asing penyebab penyakit (seperti virus, bakteri, dan racun dari bakteri), termasuk struktur dan fungsi sistem imun, kegagalan pada sistem imun, imunisasi, dan transplantasi organ tubuh.
Semenjak Edward Jenner memperkenalkan vaksin dalam mencegah penyakit cacar di tahun 1796, pemahaman kita tentang imunologi berkembang pesat, antara lain tentang peranan mikroba dalam menimbulkan penyakit, interaksi sel pembentuk antibodi dan antigen, serta implikasi dari sistem imun mulai disadari. Antigen, seperti bakteri berikut racunnya, memicu pembentukan antibodi dalam darah setelah adanya serangan penyakit infeksi. Riset terhadap AIDS sangat intensif dilakukan untuk mengetahui mekanisme defisiensi sistem imun, serta penyakit-penyakit yang timbul karena autoimun, seperti rheumatoid, arthritis, lupus erythematosis, yang terjadi karena reaksi pertahanan tubuh yang berlebihan terhadap komponen miliknya sendiri.
f. Teknologi Bioinformatika dan Biologi Komputasi
Teknologi bioinformatika mengembangkan algoritma, teknik komputasi dan statistika untuk mengelola dan menganalisis data biologi dalam menghasilkan sebuah informasi, sedangkan biologi komputasi melakukan simulasi data biologi berdasarkan asumsi-asumsi dalam mengembangkan pengetahuan biologi untuk menghasilkan sebuah hipotesis.
Dengan teknologi ini kita dapat menganalisis atau mengetahui komposisi molekul pada untai DNA maupun sistem biologi suatu organisme yang berhubungan dengan materi genetik. Kita juga dapat mengetahui apakah gen yang baru diidentifikasi mirip dengan gen-gen terdahulu yang telah kita teliti sebelumnya, atau yang ada di dalam database, seperti GenBank, EMBL, danSWISS-PROT. Dengan demikian, riset-riset bioteknologi dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat. Teknologi bioinformatika sangat berjasa dalam proyek genom manusia, yang berhasil membukukan tiga miliar pasangan basa nukleotida dalam sistem DNA manusia.
Beberapa penelitian yang memanfaatkan teknologi bioinformatika antara lain adalah pencarian gen target, perkiraan struktur protein, merakit genom dan struktur protein, perkiraan ekspresi suatu gen, model evolusi suatu organisme, pengukuran keragaman hayati pada spesies, serta analisis sel yang bermutasi dalam sel kanker.
g. Teknologi Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal menggunakan sel-sel sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tiap tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan komponen dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (nonself). Salah satu dari sel-sel yang cerdik ini adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing dengan cara menghasilkan antibodi. Antibodi akhirnya akan mengikat substansi asing dengan keakuratan yang luar biasa.
Dengan mengetahui cara kerja antibodi maka kita dapat memanfaatkan-nya untuk keperluan deteksi, kuantitasi dan lokalisasi. Pengukuran dengan pendeteksian menggunakan teknologi ini relatif cepat, lebih akurat, dan lebih peka karena ketepatannya yang tinggi. Teknologi antibodi monoklonal saat ini telah digunakan untuk deteksi kehamilan, alat diagnosis berbagai penyakit infeksi, dan deteksi sel-sel kanker. Pada akhirnya juga diharapkan agar teknologi ini tidak hanya dapat digunakan untuk deteksi kanker, tetapi juga untuk mengobati berbagai jenis kanker dengan menggandengkan radioisotop atau senyawa sitotoksik pada antibodi khusus yang mengenali sel-sel kanker. Oleh karena ketepatannya yang tinggi maka teknologi ini dapat digunakan untuk membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat di sekitarnya. Selain kegunaannya untuk sistem diagnosis pada manusia, teknologi ini juga banyak dipakai untuk mendeteksi penyakit-penyakit pada tanaman dan hewan, kontaminasi pangan dan polutan lingkungan.
h. Teknologi Sel dan Kultur Jaringan
Teknologi sel dan kultur jaringan adalah teknologi yang memungkinkan kita menumbuhkan sel atau jaringan dalam nutrien yang sesuai di laboratorium.
1) Kultur sel tanaman
Kultur sel dan jaringan tanaman merupakan aspek yang sangat penting dalam bioteknologi tanaman. Teknologi ini berlandaskan pada kemampuan unik sel-sel atau jaringan tanaman untuk menghasilkan tanaman multiselular dari satu sel tunggal yang dapat berdiferensiasi (totipotensi).
Rekayasa genetika tanaman pada umumnya dilakukan di taraf satu sel tunggal. Jika satu sel daun direkayasa agar membawa sifat yang menguntungkan, misalnya membawa sifat resisten pada serangga maka sel tersebut harus dapat berkembang menjadi tanaman utuh sehingga dapat bermanfaat bagi petani. Meskipun belum diterapkan pada semua spesies tanaman, proses regenerasi tersebut dapat dilakukan melalui teknologi sel dan kultur jaringan.
2) Kultur sel hewan
Dengan menggunakan kultur sel insekta (serangga) untuk menumbuhkan virus-virus yang dapat menginfeksi serangga memungkinkan kita untuk memperluas pemakaian virus dan baculovirus sebagai agen biokontrol. Sel-sel mamalia juga telah digunakan untuk pemuliaan hewan-hewan ternak tertentu.
Masyarakat medis menggunakan kultur sel untuk mempelajari aspek keamanan dan efektivitas senyawa biofarmasi, mekanisme molekuler infeksi virus dan replikasinya, sifat toksisitas suatu senyawa, serta dasar-dasar biokimia sel. Kombinasi antara kultur sel mamalia dan teknologi rekayasa biokimia akan memberikan harapan untuk memproduksi senyawa seluler tertentu dalam jumlah banyak. Studi lanjut dalam kultur sel mamalia saat ini memungkinkan para pakar untuk menumbuhkan berbagai jenis sel manusia. Pada akhirnya dapat digunakan untuk memproduksi jaringan tertentu untuk mengganti suatu jaringan yang rusak atau hilang, misalnya karena penyakit atau kecelakaan.
i. Teknologi Rekayasa Biokimia
Teknologi rekayasa biokimia adalah pengembangan disain dan konstruksi unit proses yang berkaitan dengan fungsi selular dan biokimia suatu molekul maupun organisme. Awalnya teknologi rekayasa biokimia bergerak dalam optimasi pertumbuhan mikroorganisme di dalam bioreaktor (fermentor) pada kondisi aerob, dari skala laboratorium hingga skala ribuan liter, yang bertujuan untuk memproduksi metabolit, biomassa, biokimia atau protein.
Teknologi rekayasa biokimia yang paling kuno dan paling dikenal adalah fermentasi melalui mikroba. Pada mulanya produk fermentasi asal mikroba diperoleh dari serangkaian reaksi yang dikatalisis enzim untuk menguraikan glukosa. Dalam proses penguraian glukosa untuk mendapatkan energi, mikroba melakukan reaksi sintesis senyawa sampingan yang dapat digunakan untuk keperluan manusia, seperti karbon dioksida untuk mengembangkan roti, etanol untuk produksi minuman anggur dan bir, asam laktat untuk produksi yoghurt dan susu fermentasi lainnya, serta asam asetat untuk berbagai jenis-jenis cuka dan acar.
Kultur mikroba dan sel tetap memegang peranan penting dalam teknologi rekayasa biokimia, termasuk sel tanaman, mamalia maupun sel hasil rekayasa genetika. Dengan perkembangan teknologi, rekayasa biokimia kini berperan luas pada berbagai industri bioteknologi, meliputi pertanian, pangan, enzim, limbah, dan energi. Produk jagung, misalnya dengan teknologi ini kita dapat mengubahnya menjadi berbagai macam produk baru yang berdaya guna, seperti bioetanol, pemanis minuman, polimer murah untuk industri, pakan ternak, produk plastik, kain dan lainnya. Bahkan kini teknologi ini terlibat langsung dalam pengembangan produk-produk kesehatan, termasuk antibiotik, asam amino, hormon, vitamin, pelarut-pelarut organik, pestisida, bahan-bahan pembantu proses pengolahan pangan, pigmen, enzim, inhibitor enzim, dan berbagai bahan biofarmasi.
j. Teknologi Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika yang sering kali sinonim dengan teknologi DNA rekombinan merupakan tulang punggung dan pemicu lahirnya bioteknologi molekuler. DNA rekombinan dikonstruksi dengan menggabungkan materi genetik dari dua atau lebih sumber yang berbeda atau melakukan perubahan secara terarah pada suatu materi genetik tertentu. Di alam, materi genetik melakukan rekombinasi secara konstan.
Berikut ini merupakan beberapa contoh rekombinasi dari dua sumber atau lebih.
1) Rekombinasi yang terjadi saat pindah silang dalam pembentukan gamet pada proses meiosis.
2) Saat sperma dan ovum melebur pada proses fertilisasi.
3) Saat bakteri melakukan transaksi bahan genetik melalui konjugasi transformasi atau transduksi.
Dalam tiap contoh rekombinasi tersebut dapat dimengerti bahwa rekombinasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan terjadinya keragaman hayati di alam. Materi genetik yang ada di alam menyajikan suatu bahan mentah evolusi yang dilakukan oleh seleksi alam atau seleksi buatan yang dilakukan oleh manusia.
Istilah teknologi DNA atau rekayasa genetika secara ringkas dapat diartikan sebagai teknik molekuler yang tepat dan mampu menggabungkan molekul DNA tertentu dari sumber-sumber berbeda. Rekombinasi DNA dilakukan dengan enzim (enzim restriksi dan enzim ligase) yang dapat melakukan pemotongan dan penyambungan molekul DNA dengan tepat dan dapat diperkirakan. DNA rekombinan, selanjutnya dimasukkan ke dalam makhluk sasaran dengan introduksi langsung (transformasi) melalui virus atau bakteri.
Oleh karena itu, dalam melakukan rekombinasi genetik, seorang pemulia selain dapat melakukannya melalui penggabungan sel telur dan sperma (atau serbuk sari dan putik pada tanaman) pada metode pemuliaan selektif, dia dapat pula melakukan rekombinasi bahan genetik dengan ketepatan yang lebih tinggi dengan melakukan pada taraf molekuler.
k. Teknologi Rekayasa Protein
Teknologi rekayasa protein sering digunakan bersamaan dengan rekayasa genetika untuk meningkatkan profil atau kinerja suatu protein dan untuk mengkonstruksi protein baru yang secara alami tidak ada. Secara teoretis, kita akhirnya akan dapat mengkonstruksi setiap jenis protein dari bahan dasarnya. Meskipun demikian, penelitian rekayasa protein saat ini masih dipusatkan pada modifikasi protein yang sudah ada.
Dengan teknologi rekayasa protein kita dapat meningkatkan daya katalis suatu enzim sehingga dapat lebih produktif pada kondisi proses industri. Misalnya saja ketahanannya terhadap temperatur dan pH yang ekstrim. Selain itu, kemajuan dalam rekayasa protein juga memungkinkan kita membuat enzim baru dengan dasar antibodi, yang disebut abzyme. Abzyme membuka cakrawala baru dalam enzymologi yang menjanjikan berbagai kemungkinan penerapannya yang menakjubkan.
l. Teknologi Biofisika
Teknologi Biofisika merupakan perpaduan antara fisika dan biologi, yang memanfaatkan metode aplikasi dan mekanisme fisika dalam mempelajari struktur makhluk hidup dan proses kehidupan. Teknologi biofisika erat kaitannya dengan fungsi biologis yang berhubungan dengan agen fisika, seperti medan listrik dan tenaga mekanik maupun interaksi antara makhluk hidup dengan cahaya, suara, dan radiasi ion. Selain interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya seperti daya penggerak, navigasi dan komunikasi, juga untuk mengetahui transmisi impuls syaraf, mekanisme konstraksi otot atau mekanisme penglihatan. Subjek kajian biofisika, meliputi analisis sekuen suatu genom hingga jaringan syaraf, termasuk tulang, otot dan molekul organik pada sel membran.
Pembentukan teknologi biofisika molekuler sebagai bidang studi yang terpisah relatif masih baru. Penemuan peralatan fisika, seperti mikroskop elektron, ultra-sentrifuse, amplifier elektronik yang banyak membantu riset-riset biofisika, turut mencetuskan pembentukan bidang studi ini. Dengan alat sinar-X kristalografi, misalnya kita dapat menentukan struktur molekul yang rumit, seperti protein, mengukur interaksi kinetik suatu molekul maupun kajian pada bidang kesehatan, seperti penyakit kanker, jantung, dan lainnya.
m. Teknologi Biosensor
Teknologi biosensor merupakan gabungan antara biologi molekuler dan mikroelektronika. Biosensor adalah suatu alat pendeteksi yang terdiri dari suatu substansi biologi yang digandengkan dengan transduser elektronika. Substansi biologis dapat berupa mikroba, sel tunggal dari hewan multiseluler, atau komponen seluler, seperti enzim atau antibodi. Biosensor memungkinkan kita untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa yang hanya terdapat dalam konsentrasi yang sangat rendah. Bagaimana cara kerja biosensor? Apabila senyawa kimia yang diukur konsentrasinya bertumbukan dengan detektor biologis maka transduser akan menghasilkan suatu arus listrik kecil. Besar kecilnya sinyal listrik ini sebanding dengan konsentrasi senyawa kimia yang terdapat di lingkungan tersebut.
Teknologi biosensor dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti pengukuran derajat kesegaran suatu bahan pangan, memonitor suatu proses industri atau mendeteksi senyawa yang terdapat dalam jumlah kecil di dalam darah. Dengan menggabungkan biosensor glukosa pada pompa infus insulin maka kadar gula darah dapat dipertahankan dengan stabil setiap waktu pada penderita diabetes.
n. Bioteknologi Pangan
Teknologi pangan yang terkait dengan bioteknologi adalah proses perekayasaan suatu gen atau DNA tertentu dari produk pangan. Tujuan dari bioteknologi pangan adalah mengembangkan produk pertanian yang tahan terhadap hama dan penyakit, transportasi, serta memperbaiki penampilan fisik, tekstur dan rasa. Selain itu juga tahan terhadap kondisi cuaca ekstrim, seperti kekeringan dan suhu dingin sehingga dapat meningkatkan produktivitas pangan yang sebelumnya terkendala oleh kondisi tanah dan iklim.
Aplikasi bioteknologi pangan, meliputi peningkatan kandungan nutrisi, misalnya zat besi dan beta-karoten (provitamin A) pada wortel dan beras, penghapusan atau penon-aktifan gen penyebab alergi sehingga tidak terekspresi pada biji-bijian dan kacang-kacangan, serta penundaan proses pematangan pada buah-buah tropis, agar tetap segar. Rockefeller Foundation telah mengembangkan “Golden Rice”, sebagai pangan dengan sumber vitamin A bagi anak-anak di negara ketiga, untuk mengurangi risiko rabun senja dan kebutaan. Kentang hasil rekayasa dengan kandungan pati tinggi menambah potensinya dalam mengurangi kandungan lemak setelah digoreng. Hal ini karena pati menggantikan kandungan air di dalam kentang sehingga lemak yang terserap saat digoreng menjadi berkurang.
Vaksin yang digunakan dewasa ini membutuhkan biaya produksi yang tinggi serta ruang simpan khusus dengan pendingin saat transportasi. Riset pengembangan vaksin berbasis protein, yang merancang agar vaksin diproduksi oleh tanaman pangan sehingga dengan hanya memakan produk pertanian tersebut, vaksinasi pun dapat kita laksanakan secara bersamaan. Teknologi ini memungkinkan negara ketiga mampu memproduksi vaksin lokal sendiri, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan program vaksinasi global dalam mencegah berbagai penyakit menular. Dalam usaha mengantisipasi akan membludaknya populasi penduduk dunia, metode ini juga memungkinkan meningkatkan produksi pangan berkualitas yang lestari.
o. Bioteknologi Lingkungan
Bioteknologi lingkungan adalah perpaduan berbagai bidang ilmu yang memanfaatkan potensi biokimia dari suatu mikroorganisme, tanaman atau bagian-bagiannya untuk konservasi dan perbaikan suatu lingkungan yang tercemar (tanah, air, dan udara). Dengan teknologi ini kita juga mengembangkan, dan mengatur sistem biologi untuk menghasilkan teknologi proses dan produksi yang ramah lingkungan serta melakukan perlindungan sumber daya alam secara lestari.
Mikroba dengan enzim yang digunakannya untuk menguraikan molekul-molekul organik dapat membantu kita untuk membersihkan atau memecahkan sejumlah masalah lingkungan tertentu, seperti tumpahan minyak, tempat-tempat pembuangan bahan toksik, dan residu pestisida. Pemanfaatan populasi mikroba untuk membersihkan polusi lingkungan dikenal dengan sebutan bioremediasi. Salah satu contoh yang paling terkenal dalam bioremediasi dalam pemakaian bakteri pemakan minyak untuk membersihkan tumpahan minyak Exxon Valdez di Prince William Sound, Alaska pada tahun 1989, dan tumpahan minyak di Irak setelah Perang Teluk tahun 1991.
Di masa mendatang kita akan dapat menggunakan limbah rumah tangga dan pertanian untuk memproduksi energi melalui bantuan mikroba. Saat ini sudah mulai dilakukan banyak uji coba di berbagai negara mengenai pemanfaatan mikroba untuk tujuan tersebut. Berbagai jenis mikroba juga sangat berperan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit, baik dalam bidang pertanian, perikanan, maupun peternakan. Pemakaian bakteri tertentu untuk biokondisioner sudah sangat dikenal di sektor pertambakan udang dan pertanian tanaman tertentu.
5. Manfaat Bioteknologi
Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia. Meningkatnya populasi manusia dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada membuat manusia mau tidak mau harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat diperoleh dengan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.
Pemanfaatan Bioteknologi bagi kehidupan manusia menurut Setiawan (2020: 9-10) dintaranya:
a. Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, bioteknologi diantaranya berperan dalam:
1) Pembentukan tumbuhan tahan hama
2) Pembuatan tumbuhan yang mampu menambat nitrogen
3) Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya
4) Pembiakan tanamanunggul tahan hama
5) Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat
6) Mengatasi terbatasnya lahan pertanian
b. Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, baik bioteknologi konvensional maupun bioteknologi modern memiliki peranan yang sangat besar. Melalui bioteknologi, berbagai produk obat-obatan, vaksin, antibodi dan hormon ditemukan, misalnya penicilin dan hormon insulin. Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang padapenderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.
c. Bidang lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini. Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam:
1. Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana)
2. Pengolahan berbagai macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi.
6. Kerugian Bioteknologi
Bioteknologi (pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mahluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia), terutama rekayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti: polusi, pertanian, penyakit dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian. Kerugian tersebut menurut Setiawan (2020: 10- 11) yaitu:
a. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) ke alam bebas dapat menimbulkan berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir.Dengankeberadaan rekayasa genetika, perubahan genotipe tidak terjadi secara alami sesuai dengan dinamika populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan” mahluk hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu keanekaragaman.
b. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
c. Dampak diBidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat.Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (bovine growthhormone : BGH) dapat meningkatkan produksi sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi.
B. Teknologi Informasi
1. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas persebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.
Teknologi Informasi merupakan seperangkat fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dalam prakteknya diarahkan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas informasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.(Aisyah, 2019: 332)
Pada awal sejarah manusia bertukar informasi melalui bahasa. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, setelah ucapan itu selesai maka informasi yang berada di tangan penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas.
Setelah itu teknologi informasi berkembang melalui gambar. Gambar ini bisa dibawa-baa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.(Ribkahwati, 2012: 204)
2. Peran Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perananan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar, peranan teknologi informasi dalam berbagai bidang menurut Aisyah (2019: 309-316) yaitu:
a. Peran Teknologi Informasi dalam Pendidikan
Menurut Mukhopadhyay, Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka.
Mason R berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah.
Dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga” dan kompetitif. Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
1) Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.
2) Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan
3) Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.
4) Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
b. Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Pemerintahan
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya.
Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain
1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat.
2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.
3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya.
4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference.
3. Dampak Positif dan Dampak Negatif Teknologi Informasi
a. Dampak Positif Teknologi Informasi
1) Internet sebagai media komunikasi merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2) Media untuk mencari informasi
3) Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
4) Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangansehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/ penjualan.
b. Dampak Negatif Teknologi Informasi
Adapun dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi (dalam Aisyah, 2019: 318-319) adalah sebagai berikut:
1) Kenakalan dan tindak penyimpangan dikalangan remaja dengan mengakses situs porno
2) Melemahkan rasa gotong-royong dan saling tolongmenolong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia
3) Manusia menjadi malas. Karena telah dimanjakan oleh teknologi, sehingga kita tidak perlu repot bertemu dengan seseorang. Dengan teknologi, kita tetap dapat bertatap muka meskipun tidak bertemu dengan orang tersebut
4) Berkurangnya sosialisasi karena kurang proses tatap muka atau face to face karena pesatnya perkembangan alat komunikasi, hal ini dapat menyebabkan komunikasi menjadi hampa
5) Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis
6) Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris artinya semakin mudahnya tindak kejahatan dalam melakukan tindak kriminalitas
7) Seseorang yang terus menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi seseorang yang individualis
8) Maraknya cyber crime yang terus membayangi seperti carding, ulah cracker, manipulasi data dan berbagai cyber crime yang lainnya, sehingga menyebabkan timbulnya rasa takut yang berlebih pada sikap serta mentalnya
C. Teknologi Kearifan Lokal
1. Pengertian Teknologi Kearifan Lokal
Secara etimologi, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local). Sebutan lain untuk kearifan lokal diantaranya adalah kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge) dan kecerdasan setempat (local genious) (Shufa, 2018:49-50).
Kearifan lokal menurut UU No. 32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup BAB I Pasal 1 butir 30 adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.
Alfian (2013) Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Kearifan lokal adalah tatanan sosial budaya dalam bentuk pengetahuan, norma, peraturan dan keterampilan masyarakat di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan (hidup) bersama yang diwariskan secara turun temurun. Kearifan lokal merupakan modal sosial yang dikembangkan masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan keseimbangan antara kehidupan sosial budaya masyarakat dengan kelestarian sumber daya alam di sekitarnya.(Hidayati, 2016: 40)
Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional. Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya (Romadi dan Kurniawan, 2017:84).
Dari pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang secara terus-menerus di dalam sebuah masyarakat berupa adat istiadat, nilai, tata aturan/ norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari.
Kearifan lokal menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal.
2. Bentuk Kearifan Lokal
Nuraini Asriati (2012: 111) mengatakan bahwa bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya (nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus). nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal ialah cinta kepada tuhan, alam semester beserta isinya, tanggungjawab, disiplin, dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang dan peduli, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati dan, toleransi,cinta damai, dan persatuan.
Dalam masyarakat, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam nyayian, pepatah, dongeng, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku seharihari. Sama halnya dengan pendapat Nurma Ali Ridwan (2007: 7) yang mengatakan bahwa kearifan lokal ini akan mewujud menjadi budaya tradisi, kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Kearifan lokal diungkapkan dalam bentuk kata-kata bijak (falsafah) berupa nasehat, pepatah, pantun, syair, folklore (cerita lisan) dan sebagainya. Aturan, prinsip, norma dan tata aturan sosial dan moral yang menjadi sistem sosial, ritus, seremonial atau upacara tradisi dan ritual, serta kebiasaan yang terlihat dalam perilaku sehari-hari dalam pergaulan sosial.
Selain berupa nilai dan kebiasaan kearifan lokal juga dapat berwujud benda-benda nyata salah contohya adalah wayang. Wayang kulit diakui sebagai kekayaan budaya dunia karena paling tidak memiliki nilai edipeni (estetis) adiluhung (etis) yang melahirkan kearifan masyarakat, terutama masyarakat Jawa. Bahkan cerita wayang merupakan pencerminan kehidupan masyarakat Jawa sehingga tidak aneh bila wayang disebut sebagai agamanya orang Jawa. Dengan wayang, orang Jawa mencari jawab atas permasalahan kehidupan mereka (Joko Sutarso, 2012 : 507). Dalam pertunjukan wayang bergabung keindahan seni sastra, seni musik, seni suara, seni sungging dan ajaran mistik Jawa yang bersumber dari agama-agama besar yang ada dan hidup dalam masyarakat Jawa. Bentuk kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat jawa selain wayang adalah joglo ( rumah tradisional jawa). Salah satu wujud kearifan lokal ditemukan dalam rumah tradisional jawa (joglo). Tidak hanya di jawa, wujud kearifan lokal yang berupa benda juga tersebar di seluruh pelosok nusantara, seperti rumah honai yang dimiliki oleh masyarakat papua, makam batu yang terkenal di toraja, batu kubur serta rumah adat Sumba dan masih banyak lagi.
Ni Wayan Sartini (dalam Pigge, 2017: 130) mengatakan bahwa salah satu kearifan lokal yang ada di seluruh nusantara adalah bahasa dan budaya daerah. Bahasa adalah bagian penting dari budaya. Sebagai alat komunikasi dalam masyarakat ia memiliki peran penting dalam mempertahankan budaya suatu masyarakat. Karena bahasa memanfaatkan tanda-tanda yang ada di lingkungan suatu masyarakat (Farid Rusdi, 2012: 347). Bahasa daerah merupakan salah satu bahasa yang dikuasai oleh hamper seluruh anggota masyarakat pemiliknya yang tinggal di daerah itu. Banyak sekali bahasa daerah yang terdapat di nusantara ini seperti bahasa sunda, bahasa jawa, bahasa melayu, dan lain-lain.
3. Fungsi Teknologi Kearifan Lokal
Fungsi teknologi kearifan lokal yaitu:
a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
b. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia,
c. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
d. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
e. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
f. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
g. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur.
4. Penerapan Teknologi Kearifan Lokal
Dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat bali dimana teknologi kearifan lokal masyarakat Bali mencakup seluruh aspek kehidupan tradisional mereka, termasuk untuk memenuhi kebutuhan pangan, obat-obatan, sandang, papan, dan aktivitas keagamaan.
Menurut Sutawan (2008), agroekosistem sawah di Bali dengan sistem irigasinya yang diatur oleh Subak merupa-kan bentuk kearifan ekologi yang meman-faatkan curah hujan dan land scape. Petani Bali secara tradisional telah menggunakan sistem sengkedan atau teras sering menurut garis kontur, yang dalam tradisi Jawa disebut nyabuk gunung. Lewat sistem Subak para petani melakukan pengaturan penanaman padi dan palawija secara bergiliran (kertamasa). Sistem tersebut dapat memutus siklus perkembangbiakan hama tanaman.
Masyarakat Bali telah memiliki pengetahuan dan teknologi untuk membuat garam dapur. Pembuatan garam dapur, seperti yang sampai saat ini masih dilakukan oleh para petani garam di Pantai.
Dalam upaya untuk menjaga kesehatan masyarakat, di Bali tersedia banyak lontar usadha, termasuk lontar Usadha Taru Premana. Lontar tersebut memuat tidak kurang dari 202 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat. Di antaranya, jambu biji (Psidium guajava) untuk obat diare, serta air rebusan sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan kumis kucing (Orthosiphon aristatus) untuk obat kencing manis (diabetes mellitus). Pendekatan mistis yang dipakai dalam lontar tersebut ternyata sejalan dengan bukti ilmiah. Jambu biji kaya akan tanin yang berasa sepat dan terbukti dapat mengobati diare. Sambiloto dan kumis kucing mengandung senyawa yang berasa pahit, masing-masing adalah andrografo-lida dan orthosiphonin. Kedua senyawa tersebut memiliki aktivitas sebagai obat kencing manis.
Dalam bidang sandang,masyarakat Desa Tenganan mewarisi keterampilan menenun kain endek double ikat Geringsing. Selain proses pembuatannya memakan waktu lama, bahan pewarna kain tersebut menggunakan bahan-bahan alam. Tanaman tarum (Indigofera tinctoria L.) untuk warna indigo (biru kehitaman), akar mengkudu (Mirinda citrifolia L.) untuk warna merah Turki (mengandung zat warna morindon), babakan kepundung putih dicampur dengan akar pohon sunti untuk warna merah, serta minyak buah kemiri dan air abu kayunya untuk warna kuning. Pengunaan kain tersebut dikaitkan dengan “penolak bala” dalam ritual Hindu. Warna kain Geringsing terdiri dari warna merah, hitam, dan putih/kuning, yang melambangkan kekuatan Tri Murti (Ardjana, dalam Suja, 2014: 110- 112).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan/ memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus
Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya adalah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada tumbuhan dan hewan.
Terdapat empat prinsip dasar bioteknologi, yaitu penggunaan agen biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan, dan melibatkan banyak disiplin ilmu.
Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya adalah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada tumbuhan dan hewan.
Terdapat empat prinsip dasar bioteknologi, yaitu penggunaan agen biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan, dan melibatkan banyak disiplin ilmu.
Menurut perkembangannya, secara umum bioteknologi menurut dibagi menjadi dua jenis yaitu bioteknologi konvensional dan modern.
Beberapa ilmu dan teknologi yang mendukung bioteknologi adalah mikrobiologi, biologi sel, genetika, biokimia, imunologi, teknologi bioinformatika dan biologi kompusi, teknologi antibody monoknal, teknologi sel dan kultur jaringan, teknologi rekayasa biokimia, teknologi rekayasa genetika, teknologi rekayasa protein, teknologi biofisika, teknologi biosensor, biotekbologi pangan, bioteknologi lingkungan,
Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas persebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.
kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang secara terus-menerus di dalam sebuah masyarakat berupa adat istiadat, nilai, tata aturan/ norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari.
Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya (nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus). nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal ialah cinta kepada tuhan, alam semester beserta isinya, tanggungjawab, disiplin, dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang dan peduli, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati dan, toleransi,cinta damai, dan persatuan.
Penerpan teknologi kearifan lokal dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat bali dimana teknologi kearifan lokal masyarakat Bali mencakup seluruh aspek kehidupan tradisional mereka, termasuk untuk memenuhi kebutuhan pangan, obat-obatan, sandang, papan, dan aktivitas keagamaan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi, Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta
Aisyah, dkk. 2019. Ilmu Alamiah Dasar Dalam Perspektif Islam. Bengkulu. Penerbit Vanda.
Alfian, Magdalia. 2013. Potensi Kearifan Lokal Dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter Bangsa. Jakarta: Prosiding the 5 th Indonesian Conference on Indonesia Studies, Ethnicity Treasure.
Farid, R. 2012. Bahasa dan Industri Radio. Menggagas Pencitraan Berbasis Kearifan Lokal. 4(II). Hlm. 347-356.
Heri Purnama. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayati, Deny. 2016. Memudarnya Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. Jurnal Kependudukan Indonesia, Vol. 11, No. 1. Jakarta: Pusat PEnelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Joko,S. 2012. Menggagas pariwisata berbasis Budaya dan Kearifan Lokal. Menggagas Pencitraan Berbasis Kearifan Lokal. 4(II). Hlm. 505-515
Maskoeri Yasin. 2009. Ilmu Alamiah Dasar Edisi Revisi. Jakarta: PT.Rajawali Grafindo Persada.
Nuraini, A. 2012. Mengembangkan Karakter Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal Melalui Pembelajaran di Sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora. 2(III). Hlm. 106- 119.
Nurcahyo, Heru. 2011. Dikaktat Bioteknologi. Yogyakarta: UNY.
Nurma, A. Ridwan. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan Budaya. 1(V). Hlm. 27-38.
Pingge, Heronimus Delu. 2017. Kearifan Lokal dan Penerapannya di Sekolah. Jurnal Edukasi Sumba, Vol. 01, No. 02. Sumba: STKIP Weetebula.
Ramlawati, Dkk. Bioteknologi (Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017). Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Ribkahwati, dkk. 2012. Ilmu Kealaman Dasar. Yogyakarta.
Romadi, & Kurniawan. 2017. Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Folklore untuk Menanamkan Nilai Kearifan Lokal. Jurnal Sejarah dan Budaya Tahun Kesebelas No. I, hal 79-94.
Setiawan, Aries. 2020. Modul Ilmu Alamiah Dasar (Pertemuan 8 Bioteknologi). Jakarta: STIE IGI.
Shufa, N. F. 2018. Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar: Sebuah Kerangka Konseptual. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 1, Februari 2018 Hal. 48-53
Suja, I Wayan. 2014. Integrasi Kearifan Lokal ke Dalam Kurikulum Ilmu Alamiah Dasar (Semnas Riset Inovatif II). Bali: Universitas Pendidikan Genesha.
Tajuddin, Teuku. 2015. Pengantar Bioteknologi (Modul 1). Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Lembar Kerja Mahasiswa
A. Soal Objektif
1. Industri yang berdasarkan bioteknologi adalah industri ....
a. Kertas
b. Produksi antibiotika
c. Pupuk urea
d. Minyak
2. Dari proses-proses bioteknologi berikut ini yang paling sulit dioptimalkan adalah ....
a. Formulasi bahan baku untuk fermentasi
b. Pemurnian produk hasil fermentasi
c. Perbaikan galur mikroba
d. Pembuatan pengukur ph untuk memonitor proses fermentasi
3. Teknologi DNA rekombinasi sangat tergantung pada penemuan-penemuan dalam bidang ilmu berikut, kecuali .…
a. Biologi molekuler
b. Mikrobiologi
c. Biokimia
d. Ornithologi
4. Yang menunjukkan adanya keterlibatan bioteknologi adalah ....
a. Pembuatan agar-agar dari alga merah Euchema spinosum
b. Pemanfaatan udang untuk bahan dasar kerupuk udang
c. Diagnosa penyakit dengan menggunakan radiasi sinar X
d. Pembuatan tape dengan menambahkan jamur Sacoharomyces sp.
5. Peranan rekayasa genetika dalam kehidupan manusia adalah ….
a. Merangkai gen untuk menemukan varietas baru
b. Membiakkan perkawinan secara buatan dan terencana
c. Memperbanyak jenis untuk meningkatkan keanekaragaman
d. Melakukan perubahan gen agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia
6. Tujuan dari rekayasa genetika adalah untuk ....
a. Meningkatkan sumber daya hayati untuk pangan
b. Memanfaatkan materi genetik (gen/dna) untuk keperluan kesejahteraan manusia
c. Membuka peluang untuk membuat perubahan dalam produksi obat-obatan
d. Memanfaatkan bakteri dan virus untuk mengganti gen tertentu dengan gen lain
7. Pemuliaan tanaman untuk mendapatkan bibit unggul dengan cara memindahkan gen tertentu dari suatu spesies lain dengan perantaraan mikroorganisme dikenal sebagai ….
a. Kultur jaringan
b. Mutasi buatan
c. Transplantasi
d. Transformasi gen
8. Pendekatan-pendekatan apa yang bisa dilakukan dalam memahami kearifan local, kecuali?
a. Politik ekologi (political ecology)
b. Human human walfare ecology
c. Prespektif ekologi manusia
d. Pendekatan lingkungan
9. Dampak negatif dari teknologi informasi yaitu…
a. Media untuk mencari informasi
b. Maraknya cyber crime yang terus membayangi seperti carding, ulah cracker, manipulasi data dan berbagai cyber crime yang lainnya
c. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
d. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangansehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/ penjualan.
10. Berikut fungsi dari teknelogi kearifan lokal, kecuali?
a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
b. Berffungsi sebagai hiburan dan permainan
c. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia
d. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
B. Essai
1. Jelaskan kelebihan rekayasa genetika dibanding dengan kultur jaringan yang sudah dimanfaatkan masyarakat yang bernilai ekonomi?
2. Jelaskan beberapa produk hasil kultur jaringan mana yang sudah dimanfaatkan masyarakat yang bernilai ekonomi?
3. Apa pentingnya Teknologi Informasi Untuk Kehidupan Manusia?
4. Apa pengaruh Teknologi Informasi dalam meningkatkan produktivitas kerja?
5. Tuliskan 2 kearifan local yang masih dilakukan oleh masyarakat!
Kunci Jawaban
A. Obejktif
1. B. Industri produksi antibiotika.
2. A. Formulasi bahan baku untuk fermentasi.
3. D. Ornithologi.
4. D. Pembuatan tape dengan menambahkan jamur Sacoharomyces sp.
5. D. Melakukan perubahan gen agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
6. B. Memanfaatkan materi genetik (gen/DNA) untuk keperluan kesejahteraan manusia.
7. D. Transformasi gen.
8. D. Pendekatan lingkungan
9. B. Maraknya cyber crime yang terus membayangi seperti carding, ulah cracker, manipulasi data dan berbagai cyber crime yang lainnya
10. B. Berffungsi sebagai hiburan dan permainan
B. Essai
1. Jelaskan kelebihan rekayasa genetika dibanding dengan kultur jaringan yang sudah dimanfaatkan masyarakat yang bernilai ekonomi.?
Jawab:
Karena tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umur pendek, dan sebagainya, sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman transgenik produksi lebih baik. Selain itu, teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat. Tanaman transgenik dianggap dapat mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan misalnya tanaman transgenik tidak perlu pupuk kimia, tidak perlu pestisida, dan lain-lain. Sehingga tanaman transgenik dapat membantu upaya perbaikan lingkungan.
2. Jelaskan beberapa produk hasil kultur jaringan mana yang sudah dimanfaatkan masyarakat yang bernilai ekonomi.?
Jawab:
Pengadaan bibit tidak tergantung musim Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit) Bibit yang dihasilkan seragam Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (meng gunakan organ tertentu) Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya. Seperti pada proyek Gernas pemerintah.
3. Apa pentingnya Teknologi Informasi Untuk Kehidupan Manusia?
Jawab:
Teknologi informasi sangat penting dalam kehidupan, TIK merupakan segala sesuatu apapun yang dapat membantu manusia dalam penyampaian dan penyebarluasan informasi dengan menggunakan media komunikasi. Teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja serta memungkinkan semua kegiatan dapat terselesaikan dengan cepat , tepat, akurat dan meningkatkan produktifitas kerja karena teknologi informasi menghasilkan informasi yang berkaulitas dan sangat relevan baik untuk keperluan pribadi, bisnis, kesehatan, hobi, ,dan rohani maupun pemerintahan. Sebagaimana hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain , kita kini dapat denga mudah saling berinteraksi dengan cepat menggunakan teknologi informasi yang memungkinkan kita berinteraksi dengan orang lain di belahan bumi manapun .Dengan Internet kita dapat berinteraksi tanpa batasan jarak fisik, waktu, kelas ekonomi, ras, Negara atau jarak geografis. Teknologi informasi tidak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Mulai dari wahana teknologi informasi yang paling sederhana berupa perangkat radio dan televisi, hingga internet dan telepon genggam dengan protocol aplikasi tanpa kabel (WAP), informasi mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak ruang kesadaran banyak orang. Perubahan informasi kini tidak lagi ada dalam skala minggu atau hari atau bahkan jam, melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik.
4. Apa pengaruh Teknologi Informasi dalam meningkatkan produktivitas kerja?
Jawab:
Kontribusi teknologi informasi dalam meningkatkan produktivitas kerja adalah adanya kemudahan dalam mengerjakan suatu kegiatan secara cepat, tepat, dan akurat sehingga dapat meningkatkan kinerja. Pengaruhnya Komputer ada di mana-mana, semakin portable dan mobile. Di sisi lain, seluruh peralatan yang menunjang kehidupan manusia akan mengandung komputer yang embedded. Ketersediaan jaringan internet sangat tinggi karena itu akses terhadap informasi dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Dengan teknologi informasi dan komunikasi semua proses kerja dan konten akan diubah dari bentuk fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual ataupun personal sehingga kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat.
5. Tuliskan 2 kearifan local yang masih dilakukan oleh masyarakat!
Jawab:
a. agroekosistem sawah di Bali dengan sistem irigasinya yang diatur oleh Subak merupa-kan bentuk kearifan ekologi yang meman-faatkan curah hujan dan land scape. Petani Bali secara tradisional telah menggunakan sistem sengkedan atau teras sering menurut garis kontur, yang dalam tradisi Jawa disebut nyabuk gunung.
b. Desa Tenganan yang menggunakan bahanbahan alami untuk pewarnaan kaian endek. Bahan tersebut terdiri dari tanaman tarum (Indigofera tinctoria L.) untuk warna indigo (biru kehitaman), akar mengkudu (Mirinda citrifolia L.) untuk warna merah Turki (mengandung zat warna morindon), babakan kepundung putih dicampur dengan akar pohon sunti untuk warna merah, serta minyak buah kemiri dan air abu kayunya untuk warna kuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar