Senin, 10 Maret 2025

Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan

Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan

Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya dan dapat kita teruskan kepada anak cucu kita yang akan datang. Pada zaman sebelum kemerdekaan zaman Hindia Belanda menginstruksi bahwa pihak rakyat diberi pengajaran membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi hanya seperlunya saja dan melulu untuk mendidik orang-orang pembantu dalam beberapa usahanya. Jadi semata-mata guna memperbesar keuntungan perusahaan-perusahaannya sendiri. Untuk anak-anak bangsa Eropa dibolehkan secara bebas. Dari sini dapat dilihat jelas bahwa ketika pihak belanda membolehkan rakyat Indonesi sekolah hanya untuk kepentingan dagang bangsa belanda tersebut.

Sistem pendidikan kolonial yang materialistik, individualistik, dan intelektualistik, sehingga Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman siswa. Ki Hadjar Dewantara memberikan beberapa pedoman dalam menciptakan kultur positif seorang pendidik. Semboyan Trilogi pendidikan memiliki arti yang melibatkan seluruh pelaku pendidikan atau guru dan peserta didik adalah: Tut wuri handayani, dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Ing madya mangun karsa pada saat di antara pesetra didik, guru harus menciptakan prakarsa dan ide. Ing ngarsa sung tulada, berarti ketika guru berada di depan, seorang guru harus memberi teladan atau contoh dengan tindakan yang baik.Prinsip pendidikan di Taman Siswa yaitu hak menentukan nasib sendiri, siwa mandiri, pendidikan yang mencerahkan masyarakat, perjuangan menuntut kemandirian, sistem ketahan diri, dan pendidikan anak-anak.

Perkembangan taman siswa diberbagai daerah menjadi tonggak awal dari kemerdekaan pendidikan di Indonesia hingga pertumbuhan pendidikan Indonesia semakin maju dengan banyaknya sekolah-sekolah yang didirikan dengan berpedoman pada prinsi pendidikan Ki Hajar Dewantara mengenai kemerdekaan atau kemampuan pribadi bertujuan agar peserta didik dapat leluasa mengembangkan cipta, rasa, dan karsa dalam proses belajar. Hal ini selaras dengan semboyan “Tutwuri Handayani”. Yang berarti mengikuti dari belakang dan memberikan pengaruh. Mengikuti dari belakang berarti memberikan kebebasan kepada anak didik tanpa meninggalkan pengawasan. Sehingga anak didik tidak bebas lepas tanpa pengawasan dan juga tidak terkekang atau terhambat dalam pertumbuhan dan perkembangannya sebagai manusia merdeka.

Referensi

Wiryopranoto, Suhartono, dkk. 2017. Ki Hajar Dewantara “Pemikiran dan Perjuangannya”. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Kemendikbud.

Yuniarti, Eka. 2017.Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan Kurikulum 13. Jurnal Penelitian, Vol.11, No.2, Agustus 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan

Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan Pendidik...