Senin, 25 Januari 2021

MANAJEMEN KELAS DI SD “Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran”

Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran

A.    Pengertian Belajar

Belajar proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Dalam belajar terdapat tahapan-tahapan yang harus ditempuh agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Baharudin, (dalam Varera: 2018), proses belajar merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat syaraf individu yang belajar, proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku yang berbeda dengan sebelumnya dari seseorang. Perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan afektif, maupun psikomotoriknya.

Pendapat lain tentang belajar yang dikemukakan oleh Sardiman (dalam Varera: 2018), belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik jika subyek belajar mengalaminya, jadi tidak bersifat verbalistik. Banyak pendapat mengenai definisi atau pengertian belajar itu sendiri, definisi mengenai belajar dikemukakan oleh para ahli pada intinya adalah sama yaitu setelah proses pembelajaran selesai, maka seseorang akan mendapatan sesuatu yang baru atau keterampilan yang belum pernah dimiliki.

Banyak hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar, belajar itu tidak identik dengan pelajaran sekolah yang duduk, mendengarkan, tugas, dan lain-lain. Menurut M. Ngalim Purwanto (2007: 87), Dalam bermain juga sebetulnya terjadi proses belajar. Belajar bekerjasama, memecahkan masalah secara cepat, dan belajar menghargai.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan perubahan pengetahuan, kecakapan, tingkah laku yang baru secara keseluruhan baik yang diamati maupun yang tidak diamati, secara langsung sebagai hasil pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan dan berusaha mengatasi apabila ada masalah yang muncul.

B.     Faktor yang mempengaruhi pembelajaran

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam orang yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar orang yang belajar (faktor eksternal).

1.      Faktor Internal

Faktor internal dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu:

a.       Faktor jasmani, faktor jasmani terdiri dari atas:

1)      Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguangangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, makan, tidur dan beribadah.

2)      Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya.

b.       Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktorfaktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Untuk mendapatkan penjelasan tentang ketujuh faktor tersebut di atas dapat di uraikan sebagai berikut:

1)      Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari:

a)      kecakapan untuk menghadapi dan menyusuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif.

b)      Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif.

c)      Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Iteligensi besar pegaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempuyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/mempengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika ia belajar dengan baik.

Maksudnya belajar dengan menerapkan metode yang efesien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Seperti faktor jasmaniah, psikologi, keluarga, sekolah dan masyarakat memberi pengaruh yang positif. Jika siswa memiliki inteligensi yang rendah, ia perlu mendapat perhatian dan pendidikan dilembaga pendidikan khususnya.

2)      Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobbi ataupun bakatnya.

3)      Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi, beberapa dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang, dan dari situ diperoleh suatu keputusan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan  pelajaran yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh keputusan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih muda dipelajari dan dikuasi, karena minat dapat menambah kegiatan belajar. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya itu.

4)      Bakat

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.

Selain, kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat dalam berbahasa dan bersastra misalnya, akan lebih cepat dapat menguasai bahan dan sastra dibandingkan dengan orang lain yang kurang tahu tidak berbakat di bidang itu. Bakat juga dapat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya cendrung lebih baik. Karena ia senang belajar dan pastilah ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya

5)      Motifasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Dengan memiliki, kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalahmasalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya, maupun kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.

Motifasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan  memutuskan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan, dan menunjang dalam belajar.

Motif-motif di atas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan dan kebiasaankebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Dari penjelaan-penjelasan di atas jelaslah bahwa motifasi yang kuat sangatlah perlu dalam belajar. Dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihanlatihan dan kebiasaan-kebiasaan dan juga pengaruh lingkungan memperkuat. Jadi, latihan dan kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

6)      Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang yang alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya, anak dengan kakaknya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, denagan otaknya sudah siap untuk berfikir, dan lainlain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan belajar. Dengan kata lain, anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu terganggu dari kematangan dan belajar.

7)      Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atu berinteraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematanagn berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini  perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan cendrung lebih naik.

c.       Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian tertentu

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusingpusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi seolaholahotak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama tanpa ada variasi, dan megerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelelahan itu juga dapat mempengaruhi belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari agar jangan samapi terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

Kelelahan baik kelelahan jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara sebagai berikut :

·         Tidur

·         Istirahat

·         Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja

·         Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah,misalnya obat gosok

·         Rekriasi dan ibadah yang teratur

 

2.      Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik

Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

a.       Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua utamanya adalah cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikan dan ada pula kekurangannya.

Salah satu tipe mendidik yang sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe di atas, karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam. Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar. Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak. Keluarga adalah suatu lingkungan yang terdiri dari orangorang terdekat bagi seorang anak. Banyak sekali waktu dan  kesempatan bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarganya.

Perjumpaan dan interaksi tersebut sudah pasti sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang. Kondisi yang harmonis dalam keluarga dapat memberi stimulus dan respon yang baik dari anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik. Sebaliknya jika keluarga tidak harmonis atau broken home akan berdampak negatif bagi perkembangan siswa, perilaku dan pr estasi cenderung terhambat, dan akan muncul masalah-masalah dalam perilaku dan prestasinya.

1)      Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana runah yang tenang dan tenteram selain anak betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik

2)      Fasilitas belajar

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya yaitu makanan, pakaian, tempat tinggal dan kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain.

Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.Dengan begitu siswa akan merasa tenang dan nyaman karena semua kebutuhannya dapat terpenuhi, sehingga siswa dapat berkonsentrasi penuh dalam belajarnya

3)      Dorongan orang tua

Orang tua harus dapat menciptakan kondisi harmonis dalam keluarga dan memberi dorongan pada siswa di sekolah atau bisa juga dengan penghargaan yang diberikan atas prestasi yang didapat siswa, sebagai pemacu siswa untuk belajar agar mendapatkan prestasi belajar yang baik di sekolah.

b.      Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsunng. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan.Di sekolah nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan keterampilan ditanamkan dan dikembangkan. Oleh karena itu sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh pembentukan sikap, perilaku dan prestasi seorang siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik. Apabila sekolah dapat menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik, menggunakan metode pembelajaran yang aktif-interaktif, mencukupi sarana penunjang pembelajaran, menciptakan suasana tertib dan  disiplin, akan dapat mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1)      Guru

Guru merupakan unsur manusiawi yang keberadaanya mutlak dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Kualitas guru adalah faktor penting dalam menentukan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan keilmuan yang dimiliki, guru dapat menjadikan anak didiknya menjadi orang yang sukses. Setiap guru memiliki kepribadian masing-masing dan kepribadian tersebut diakui sebagai aspek yang tidak dapat dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar. Dari kepribadian tersebut mempengaruhi pola kepemimpinan guru ketika melaksanakan tugas di kelas

a)      Cara mengajar guru

Cara mengajar guru harus sistematis dan jelas disertai variasi-variasi dalam penyampaiannya sehingga mudah diingat dan dipahami siswa. Cara mengajar guru adalah cara guru dalam penyampaian materi pelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah.

b)      Frekuensi pemberian tugas

Tugas merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan dandiselesaikan. Penugasan digunakan untuk mengefektifkan pelajaran yang diberikan, menuntut kemandirian siswa dalam belajar dan untuk mengetahui pemahaman terhadap materi.  

c)      Kehadiran guru

Kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

d)     Metode penyampaian guru

Metode mengajar merupakan taknik penyampaian materi. Dalam penyampaian materi, guru tidah harus terpaku pada satu metode saja, tetapi sebaliknya harus menggunakan metode yang bervariasi agar siswa tidak bosan

2)      Sumber belajar/literature

Literatur merupakan sumber materi pembelajaran yang digunakan untuk membantu kelancaran belajar.Kurangnya literatur/sumber bacaan dalam jumlah kuantitas dan kualitas membuat penyajian pembelajaran yang tidak baik.

a)      Jumlah buku wajib

Buku wajib (pegangan) siswa yang dimiliki dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tersedianya buku wajib yang diperlukan siswa dapat membantu siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan. Dengan kepemilikan buku wajib siswa dapat belajar mengenai banyak hal yang terkait dengan materi pelajaran.Materi yang belum dimengerti siswa dari penjelasan guru dapat dikaji kembali dalam buku wajib.

b)      Ketersediaan / kelengkapan buku literature

Ketersediaan/kelengkapan buku literatur dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain buku pelajaran yang dimiliki siswa, sekolah sebaiknya juga menyediakan sumber sumber bacaan lain yan dapat memperluas wawasan siswa serta dapat menunjanghasil belajar siswa.

c)      Kepemilikan LKS / buku penunjang

Dengan memiliki LKS dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan, sebab siswa yang dapat mengerjakan soal-soal di LKS berarti siswa melatih dirinya untuk menguasai materi yang diberikan oleh guru

3)      Kegiatan ekstrakurikuler

Keikut sertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler sangat baik sebagai sarana penyaluran bakat yang dimiliki, pengembangan wawasan serta melatih dari untuk berorganisasi.

4)      Keadaan (ruang) kelas

a)      Suasana kelas

Kelas merupakan tempat dimana siswa belajar. Jika tempat belajarnya kondusif dan tenang untuk belajar akan memudahkan siswa untuk berkonsentrasi.

b)       Sarana dan prasarana kelas Sarana dan prasarana

Kelas yang lengkap akan memudahkan seorang siswa dalam belajar. Sarana dan prasarana pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran tidak baik, terutama pada pelajaran yang bersifat praktek

5)      Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar

a)      Tingkat kesulitan materi

Kesulitan dalam belajar adalah ketidakmampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, hal ini dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dan membuat siswa aktif dalam belajar untuk dapat memahami pelajaran yang semula tidak dipahaminya. Kesulitan dalam pelajaran akan menimbulkan motivasi dalam diri siswa untuk dapat mengatasi kesulitan tersebut.

Kesulitan dalam belajar juga merupakan suatu tantangan bagi siswa untuk dapat menguasai mata pelajaran tersebut dan akan mendapat hasil belajar yang baik

b)      Komposisi materi pelajaran

Bahan pelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Komposisi materi pelajaran yang seimbang akan menimbulkan kemudahan bagi siswa yang belajar

6)      Waktu sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

a)      Jam pelajaran

Memilih jam pelajaran yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar. Pelajaran yang diberikan pada pagi hari lebih baik karena kondisi jasmani masih fit dan pikiran masih segar, dibandingkan pada siang hari atau sore hari kondisi  badannya sudah lelah/lemah sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi.

7)      Disiplin sekolah

a)      Frekuensi keterlambatan masuk

Bentuk pelanggaran yang kerap terjadi adalah terlambat hadir.Kedisiplinan siswa masuk sekolah dengan tepat menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran. yang telat masuk kelas akan ketinggalan materi, belum siap menerima materi karena harus menyesuaikan diri dan mengganggu teman lain.

b)      Ketepatan waktu mengumpulkan tugas Ketepatan

Waktu dalam mengumpulkan tugas menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki motivasi yang besar terhadap pelajaran dan siswa tersebut mempunyai disiplin yang baik.

c.       Faktor yang berasal dari masyarakat

Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi. Lingkungan masyarakat di sekitar siswa sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh pada siswa. Siswa akan tertarik untuk berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya.

Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak akan kehilangan semangat untuk belajar karena perhatiannya terpusat kepada pelajaran berpindah ke perpuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak juga akan terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungannya, sehingga akan berbut seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat.

1)      Lingkungan masyarakat

Keadaan lingkungan masyarakat juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar.Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, dan sebagainya.

2)      Kondisi tempat tinggal

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.


 

Daftar Pustaka

Abdurrahman. Mulyono. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Varera, Linna. 2018. Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan

Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum Dan Sesudah Kemerdekaan Pendidik...