ILMU KEALAMAN DASAR
“Isu Lingkungan Global dan Isu Lingkungan Nasional”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampai kan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatrahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Isu Lingkungan Global dan Isu Lingkungan Nasional“, yang mana makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makala ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebeesar-besarnya.
Bikittinggi, 24 Oktober 2020
Kelompok
5
DAFTAR ISI
A. Memahami Isu Lingkungan Berdasarkan Skala Pengaruh
6. Penurunan keaneragaman hayati
7. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
4. Pencemaran minyak lepas pantai
D. Usaha Mengatasi Pemasalahan Lingkungan
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berlangsung sangat cepat. Banyak komponen kehidupan manusia yang tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti sandang, pangan, dan papan. Manusia sekarang ini hampir tidak dapat hidup tanpa teknologi. Teknologi dapat dengan mudah dijumpai di belahan bumi manapun dan usia berapapun, dapat dipastikan teknologi sudah menjadi kebutuhan pokok manusia pada zaman sekarang ini. Namun, ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia untuk menciptakan teknologi canggih tersebut, sebagian besar diambil dari alam.
Pemanfaatan teknologi dari alam oleh manusia yang berlebihan dapat merusak keseimbangan ekosistem dan mengakibatkan kerugian bagi manusia dan alam. Manusia mengekspoitasi alam sebanyak-banyaknya tetapi tidak memperbaikinya. Hal tersebutlah yang menyebabkan berbagai masalah muncul. Masalah yang muncul dari kerusakan alam antara lain pemanasan global, keracunan zat adiktif, banjir, kerusakan hutan, sampah, dan banjir lumpur lapindo di indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana isu lingkungan berdasarkan skala pengaruhnya?
2. Bagaimana contoh isu lingkungan global?
3. Bagaimana contoh isu lingkungan nasional?
4. Bagaimana usaha mengatasi permasalahn lingkungan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isu lingkungan berdasarkan skala pengaruhnya.
2. Untuk mengetahui isu lingkungan global.
3. Untuk mengetahui isu lingkungan nasional.
4. Untuk mengetahui usaha mengatasi permasalahn lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memahami Isu Lingkungan Berdasarkan Skala Pengaruh
Secara umum menurut Wijayanti (2012: 1.3- 1.4) menyebutkan permasalahan lingkungan dibagi dalam 4 (empat) kategori besar, yaitu:
1. Pencemaran dari suatu kegiatan terhadap media lingkungan air, udara, atau tanah. Contoh:
a. Pencemaran sungai akibat industri yang membuang limbahnya ke badan sungai maupun masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
b. Pencemaran udara akibatasap kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik yang sedang beroperasi.
c. Pencemaran tanah akibat tumpahan bahan berbahaya dan beracun (b3) seperti minyak maupun residu pestisida dalam kegiatan pertanian, atau akibat tumpukan sampah yang membusuk.
2. Kerusakan terhadap suatu ekosistem akibat suatu kegiatan, misalnya:
a. Industri penebangan hutan yang merusak ekosistem hutan alami
b. Kegiatan penambangan terbuka (menambang dengan cara membuka tanah/menggali permukaan yang menyebabkan lubang-lubang besar --penambangan tertutup berarti menambang di bawah permukaan tanpa harus membuka tanah secara meluas--red) yang merusak ekosistem lahan yang dijadikan tambang
c. Penangkapan ikan dengan cara peledakan atau peracunan badan air yang merusakkan ekosistem dasar laut.
d. Pembukaan hutan untuk berladang, bertani, maupun pengembangan pemukiman.
3. Degradasi atau penurunan kualitas lingkungan akibat pengaruh dampak suatu kegiatan atau suatu kondisi. Contoh:
a. Penurunan kualitas wilayah terbuka hijau akibat kegiatan pemukiman penduduk di sekitarnya yang menyebabkan pencemaran udara, kebisingan, perusakan secara sengaja maupun tidak sengaja, atau pemanfaatan lahannya untuk menunjang kehidupannya sehari-hari (misalnya digunakan untuk bercocok tanam atau malah dijadikan tempat sampah).
b. Penurunan kualitas wilayah dataran tinggi tertentu akibat bencana banjir atau longsor yang menyebabkan muka tanahnya menjadi bergelombang, rapuh, dan kehilangan banyak tumbuhan akibat terbawa banjir atau longsor.
4. Deplesi atau penyusutan jumlah dan kualitas cadangan sumber daya alam akibat eksploitasi berlebihan dan tidak berlanjut (penggunaan tidak disertai dengan usaha pengadaan/penggantian kembali). Contoh:
a. Penyusutan luas hutan oleh kegiatan penebangan yang tidak disertai penggantian/penanaman kembali yang memadai.
b. Penurunan jumlah cadangan minyak bumi yang tidak disertai dengan penemuan sumur-sumur minyak baru yang memadai.
c. Penurunan muka air tanah drastis yang tidak disertai usaha peresapan atau pelestarian yang memadai.
d. Penyusutan jumlah ikan di laut karena cara penangkapan yang merusak habitatnya dan memusnahkan ikan-ikan muda.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Hal tersebut sesuai dengan teori Gaia bahwa bumi merupakan kumpulan sistem-sistem hidup yang menjadi satu kesatuan. Dalam sistem tersebut ada sub sistem, akan tetapi apabila ada perubahan sekecil apapun dalam subsistem bumi maka akan memberikan dampak bagi bumi sebagai satu system (TeoriChaos).
Bila melihat dari pernyataan diatas sebenarnya dampak dari permasalahan lingkungan pasti akan mempengaruhi sistem bumi secara keseluruhan. Pada tugas ini dampak yang dimaksud adalah dampak yang dapat terlihat langsung atau dirasakan secara langsung akibat dari permasalahan lingkungan yang terjadi. Pembagian isu lingkungan lokal, nasional, regional dan global yaitu melihat dampak yang terjadi secara langsung bisa dirasakan secara lokal, dampak nasional, regional atau global. Memang agak sulit untuk menentukan secara ansih bahwa permasalahan lingkungan tersebut hanya berdampak lokal saja, atau nasional saja dan seterusnya. Dalam matrik, akan dijelaskan permasalahan lingkungan apa dan batasan dampaknya yang terjadi secara langsung untuk menentukan apakah isu lokal, nasional, regional atau global. Dalam matrik tersebut hanya berisikan contoh-contoh isu lingkungan dari masing-masing isu lokal, nasional, regional dan global.
B. Isu Lingkungan Global
Sebelumnya masalah lingkungan global banyak dipengaruhi oleh faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll. Namun dalam perkembangannya saat ini orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.
Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.
Dengan adanya masalah lingkungan global ini maka akan memberikan dampak bagi lingkungan dunia. Berikut merupakan penyebab dan dampak lingkungan global :
1. Pemanasan Global
Pemanasan global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik yaitu pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.
Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat meliputi gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguan terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk, gangguan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Dengan situasi lingkungan seperti ini, maka harus ada upaya nyata untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:
a. Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan global karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap dan menghasilkan oksigen. Sehingga dapat megurangi kandungan karbondioksida di udara yang dapat memicu menipisnya ozon dan terjadi pemanasan global.
b. Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak pembalakan liar yang menyebabkan penggundulan hutan.
c. Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada bahan bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil tersebut, kerena bahan bakar fosil tidak dapat diperbarui.
d. Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas. Misalnya Titanium sebagai sumber energy baru rama lingkungan, penggunaan energy pasang surat, biosolar dan lain sebagainya.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Dalam lapisan stratosfer di bawah pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor, sesuai reaksi:
CFC-11: CCl3F + UV → Cl + CCl2F
CFC-12: CCl2F2 + UV → Cl + CClF2
Klor akan mempercepat penguraian ozon menjadi gas oksigen. Diperkirakan satu atom klor akan dapat mengurai 100.000 molekul O3 (Darmono, 2001). Di samping itu, gas dari rumah kaca dan beberapa atom lain yang mengandung brom, seperti metil bromida dan halon juga ikut memperbesar penguraian ozon.
Dengan berkurangnya lapisan ozon dalam stratosfer dan terbentuknya lubang ozon (ozone hole) yang makin luas, maka radiasi ultraviolet lebih banyak sampai ke permukaan bumi. Badan proteksi lingkungan Amerika (EPA) memperkirakan 5% ozon yang berkurang akan dapat menyebabkan gangguan pada makhluk hidup, antara lain:
a. Lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang sering berakibat fatal dan menyebabkan kematian tiap tahun.
b. Menaikkan kasus katarak pada mata, kulit terbakar matahari dan kanker mata pada sapi.
c. Menghambat daya kebal (imunitas) pada manusia, sehingga lebih mudah terinfeksi penyakit.
d. Penurunan produksi tanaman pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai.
e. Kenaikkan suhu udara, karena terjadi perubahan iklim, penurunan produksi pertanian, dan kematian hewan liar yang dilindungi.
3. Hujan Asam
Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat pencemar udara seperti CO2, SOX, NOX diudara. Senyawa pencemar tersebut dapat bereaksi dengan air hujan dan turun menjadi senyawa asam. Dampak dari hujan asam adalah proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, sistem pernapasan, menyebabkan pengasaman pada tanah. Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri.
Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.
4. Pertumbuhan populasi
Pertambahan penduduk dunia yang mengikuti pertumbuhan secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan. Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan peningkatan kebutuhan sumber daya alam dan ruang. Dampak pertumbuhan penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan sumber daya alam dan ruang. Untuk kebutuhan sumber daya alam dapat menyebabkan over eksploitasi sedangkan kebutuhan ruang menyebabkan terjadinya pengalihan lahan dari hutan atau daerah hijau menjadi lahan pemukiman.
Akibat pertumbuhan penduduk yang tidak merata maka terjadi penekanan terhadap sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Di seluruh dunia, cadangan air bersih menurun jumlah dan kualitasnya, lahan pertanian makin berkurang jumlahnya dan menurun kualitasnya, sumber daya energi fosil disedot habis-habisan, dan hutan ditebang dengan sangat cepat tanpa menunggu kesempatan untuk pulih kembali.
Di samping berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan, masih terlalu banyak orang yang menderita akibat menurunnya kualitas lingkungan tersebut. Kaum wanita dan kanak-kanak di berbagai negara Afrika harus berjalan berkilometer untuk mendapatkan air bersih setiap harinya. Di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur, terjadi pula hal yang sama, terutama pada puncak musim kemarau. Berita tentang kelaparan pun sering kalikita dengar menimpa negara miskin dan negara berkembang.
Hal ini terjadi karena penggunaan sumber daya alam yang tidak adil. Menurut Wackernagel & Rees (1996), 80% kekayaan bumi dinikmati hanya oleh 20% penduduk bumi yang kaya. Sedangkan 80% penduduk bumi yang miskin hanya mendapat 20% dari kekayaan bumi. Artinya, sebagian kecil penduduk bumi yang kaya yang pada umumnya tinggal di belahan utara bumi, dengan kekayaannya akan menyedot sumber daya alam dari bagian bumi manapun juga. Otomatis standar hidup dan kesejahteraan mereka akan meningkat pula, sehingga terjadilah konsumsi yang berlebihan oleh para orang kaya tersebut.
Sebagai contoh, Inggris mengonsumsi 10 kg pisang per kapita per tahun, atau 580.000 ton untuk seluruh penduduk negeri. Karena pisang tak cocok tumbuh di Inggris, maka dibutuhkan kebun pisang seluas kurang lebih 48.300 ha di daerah tropis. Kebun pisang seluas itu harus selalu dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan orang Inggris akan pisang. Padahal lahan seluas itu di daerah tropis bisa sebelumnya merupakan hutan tropis (Ludvianto, 2001).
5. Desertifikasi
Desertifikasi merupakan penggurunan, menurunkan kemampuan daratan. Pada proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir. Desertifikasi awalnya berdampak lokal namun sekarang isu lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang. Kasus desertifikasi di meksiko menyebabkan emigrasipenduduk ke USA.
6. Penurunan keaneragaman hayati
Penurunan keaneragaman hayati adalah keaneragaman jenis spesies makhluk hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, meliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Keanekaragaman hayati atau keanekaragaman kehidupan yang dimiliki bumi meliputi 3 hal, yaitu:
a. Keanekaragaman genetis, yaitu ukuran dari varietas dari berbagai versi yang berbeda dari gen yang sama di dalam individu spesies
b. Keanekaragaman spesies yang menggambarkan jumlah jenis organisme di dalam komunitas atau ekosistem
c. Keanekaragaman ekosistem, yang menjadi ukuran kekayaan dan kompleksitas dari komunitas biologi, termasuk jumlah relung ekologis, tingkatan tropik, dan proses ekologi yang terjadi.
Berdasarkan penelitian dan ekspedisi yang dilakukan terutama di hutan tropika, maka perkiraan jumlah spesies adalah antara 3 sampai 50 juta spesies hidup pada waktu ini. Sekitar30 juta spesies adalah spesies serangga tropis. Kurang lebih 70% dari seluruh jumlah spesies adalah hewan tak bertulang belakang. Perhitungan tersebut belum termasuk bakteri dan virus, yang masih belum jelas bagaimana penggolongannya, yang juga menunjukkan adanya berbagai perbedaan yang nyata secara genetis. Pusat keanekaragaman hayati adalah di daerah tropika, terutama yang masih mempunyai hutan hujan tropika yang luas. Daerah tersebut sampai dijuluki dengan daerah atau negara megabiodiversitas, contohnyaBrasil, Indonesia, Zaire, dan Malaysia. Daerah Amerika Utara dan Eropa hanya memiliki 10 –15% dari spesies dunia.
Berbagai macam perilaku manusia telah menyebabkan kepunahan spesies dan penurunan keanekaragaman hayati, antara lain: perusakan habitat, perburuan dan pemancingan yang berlebihan, pemanfaat keanekaragaman hayati secara berlebihan untuk dikomersialkan, tindakan mengontrol predator dan hama, penggunaan pestisida berlebihan, memperkenalkan spesies ke lingkungan yang bukan lingkungan asli, pencemaran, penyebarluasan penyakit, rekayasa genetika (isu yang terbaru). Yang paling memprihatinkan adalah kecepatan perusakan yang disebabkan ulah manusia tersebut.
Penurunan keanekaragaman hayati sekarang sudah menjadi isu global yang di bahas dalam beberapa konvensi dunia. Dampak penurunan keanekaragaman hayati adalah karena keanekaragaman hayati ini mempunyai potensi yang besar bagi manusia baik untuk kesehatan (sumber bahan obat), Sumber pangan dan mempunyai potensi ekonomi.
Contohnya di Indonesia, kantong semar yang dahulu sangat banyak dijumpai di Bengkulu sekarang menjadi sedikit jumlah dan jenisnya. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria dilindungi. Satwa-satwa tersebut antara lain badak Sumatera, gajah Sumatera, harimau Sumatera, tapir, beruang madu, rusa sambar, napu, rangkong, siamang, kuao, walet hitam, penyu belimbing serta kura-kura.
7. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Pencemaran limbah B3 bahan yang di identifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih. Karakteristiknya mudah meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyebab infeksi, bersifat korosif.
Limbah B3 merupakan bahan berbahay dan beracun yang penanangganannya harus secara khusus dengan Konsep from Cradle to grave. Kondisi sekarang limbah B3 tidak berdampak lokal saja karena terjadi kegiatan pemindahan limbah B3 antar negara bahkan ada yang membuang di laut lepas. Hal tersebut menyebabkan isu tentang limbah B3 menjadi isu global karena bisa berdampak kepada semua negara apabila pembuangan limbah B3 di laut lepas terjadi kebocoran atau pembuangan limbah B3 ke teretori negara lain. Dampak limbah B3 bersifat akut sampai kematian bagi mahluk hidup.
Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah.
8. Masalah eksploitasi energy
Saat ini Indonesia misalnya masih sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak. Pemerintah bingung menutupi anggaran belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak. Masyarakat bingung sebab kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang di lapangan.
Penggunaan sumber daya alam yang berlebih tersebut juga menghasilkan limbah yang besar pula. Sebagai contoh, Amerika Serikat yang jumlah penduduknya hanya 5% dari seluruh penduduk bumi, mengonsumsi 26% dari semua minyak bumi yang ada, menghasilkan 50% dari semua limbah beracun, 26% nitrogen oksida, 25% sulfur oksida, 22% ChloroFluroCarbon (CFC), dan 22% CO2(Cunningham & Saigo, 1997).
C. Isu Lingkungan Nasional
Di negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem di alam. Menurut TIM IAD MIKU & TIM MUP (2012:155), ada beberapa isu lingkungan nasional, diantaranya :
1. Banjir
Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal kering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut. Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan.
Banjir juga dapat disebabkan karena peluapan air sungai akibat meningkatnya curah hujan atau karena sebab lain, seperti pecahnya bendungan sungai. Banjir yang banyak melanda kota-kota besar biasanya disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga disebabkan oleh kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir menyebabkan kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan lingkungan. Contohnya : yaitu di daerah ibu kota Jakarta yang sering terjadi banjir.
2. Kerusakan hutan
Hutan di Indonesia banyak berkurang dan yang masih ada banyak mengalami kerusakan. Penyebab kerusaan hutan paling besar karena ulah manusia. Manusia melakukan eksploitasi dari hutan secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yang merusak hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dipicu oleh musim kemarau yang panjang maupun pemanasan global.
Dampak dari pembakaran hutan adalah memberikan kontribusi CO2 diudara, hilangnya keanekaragaman hayati, ekonomi hasil hutan dan Asap. Asap yang dihasilkan dapat menganggu kesehatan (system pernafasan) dan dapat mengganggu aktivitas lainnya seperti penerbangan. Dampak asap ini tidak hanya bersifat local akan tetapi bisa berdampak pada Negara lain.
Selain itu menurunnya luasan hutan yang terjadi akibat kegiatan ilegal logging. Dampak kegiatan ilegal loging berdampak skala nasional karena terjadi penurunan sumber daya alam baik dari hasil hutan ,keanekaragaman maupun konservasi air.
Contoh keruskan hutan yaitu kerusakan hutan yang terjadi di daerah kalimantan, Sebanyak 14.212 kilometer persegi hutan di Kalimantan hilang dalam kurun waktu 2000 – 2010. Kerusakan hutan umumnya disebabkan penebangan kayu. Namun, hutan rusak karena perkebunan sawit menduduki posisi teratas.
3. Sampah
Manusia sebagai konsumen setiap harinya menghasilkan sampah/limbah. Libah yang dihasilkan berupa organik dan anorganik. Sampah anorganik dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Sampah merupakan masalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di Indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan yang baik. Contohnya di daerah ibu kota Jakarta, banyak sekali sampah-sampah yang terdapat di aliran sungai sehingga tersumbatnya aliran sungai dan membuat sungai jadi dangkal.
4. Pencemaran minyak lepas pantai
Hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan. Dampaknya mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurang menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.Seperti tumpahan minyak mentah di Kepulauan Seribu yang sering terjadi. Selain dikarenakan kebocoran pipa perusahaan pengeboran minyak lepas Pantai, pencemaran laut juga disebabkan kapal-kapal minyak yang membuang ampas minyak (residu) ke laut.
5. Pencemaran limbah industri
Menurut Undang–Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah: masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy ataupun komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya menurun hingga ketingkat tertentu sehingga lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran terjadi akibat pencemaran limbah industry yang tidak baik dan tidak benar. Dampak dari pencemaran adalah gangguan kesehatan, penurunan kualitas lingkungan, dan dapat menurunkan produktivitas, dampak dari pencemaran limbah industry ini biasa berskala nasional karena pencemaran dapat terjadi di badan perairan mengalir atau udara sehingga dampaknya dapat dirasakan tidakhanya disatu daerah tetapi dapat juga di rasakan oleh daerah lain.
Contoh pencemaran limbah industry yaitu pencemaran lingkungan di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu Pulau Biawak di Indramayu tercemar oleh limbah dari salah satu industri migas yang beroperasi di Indramayu. Hal ini menyebabkan terganggunya ekosistem air di wilayah tersebut, selain itu juga menyebabkan matinya ikan-ikan dan menurunnya kualitas air, sehingga merugikan masyarakat sekitar.
D. Usaha Mengatasi Pemasalahan Lingkungan
Melihat dampak buruk perilaku manusia terhadap lingkungan, tentunya manusia tidak tinggal diam. Berbagai konsep dan wacana dikemukakan, dan tak kurang pula berbagai usaha nyata dilakukan. Ada yang mencari solusi dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada yang menyoroti dari sudut pandang ekonomi, penegakan hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang baik; dan dari sudut etika. Beberapa contoh pendekatan tersebut yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Salah satu cara pendekatan pemecahan permasalahan lingkungan adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Apabila berbagai aspek tentang lingkungan hidup dan permasalahannya diketahui dan dipahami dengan jelas dan mendalam, maka diharapkan akan ditemukan cara pemecahan masalah yang paling tepat.
Sebagai contoh, dengan ditemukannya fakta bahwa zat CloroFluoroCarbon (CFC), suatu zat kimia buatan manusia yang digunakan dalam mesin pendingin, telah merusak lapisan ozon yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet berlebihan, maka diupayakan bahan pengganti lain yang tidak merusak. Jadi dengan kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu lingkungan dan ekologi, diharapkan dapat ditemukan solusi yang mendasar bagi berbagai permasalahan lingkungan.
Teknologi merupakan alat yang selama ini sangat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan alat teknologi pula diharapkan berbagai masalah lingkungan dapat dipecahkan atau setidak-tidaknya diperingan. Upaya yang gencardilakukan adalah menerapkan teknologi tepat guna yang lebih “ramah lingkungan”. Misalnya, peralatan atau mesin produksi harus ditingkatkan efisiensinya sehingga hemat bahan baku dan hemat energi. Limbah yang dihasilkan pun harus diproses sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Dengan demikian efisiensi proses produksi dan teknologi pengolahan limbah menjadi harapan bagi perbaikan kerusakan lingkungan.
Untuk mengurangi limbah yang menyebabkan pencemaran maka diusahakan pula proses daur ulang untuk berbagai bahan yang tadinya di buang begitu saja ke alam. Dengan teknologi daur ulang bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai kepentingan lain. Penerapan proses daur ulang tersebut berarti pula menghemat penggunaan sumber daya alam.
Selama ini kita masih sangat bergantung pada sumber energi fosil seperti minyak bumi, yang ternyata meningkatkan kadar CO2 di udara sedemikian rupa sehingga menyebabkan pemanasan global. Dengan bantuan teknologi dilakukan upaya penggunaan energi alternatif yang lebih “bersih” atau lebih ramah lingkungan. Kita mulai menyaksikan digunakannya peralatan berbasis energi matahari, usaha pemanfaatan energi angin, gelombang, dan energi pasang surut. Penggunaan energi alternatif tersebut memberi harapan penurunan kadar CO2di udara dan mencegah terjadinya pemanasan global.
2. Ekonomi
Pembenahan masalah lingkungan sangat relevan ditinjau dari aspek ekonomi, karena terdapat hubungan yang erat antara ekonomi pembangunan dengan lingkungan hidup. Menurut Panayotou (1993), permasalahan lingkungan dapat ditelusuri jejaknya pada ilmu ekonomi. Secara tradisional ahli ekonomi mengabaikan dampak lingkungan dari kegiatan produksi dan konsumsi, dan menganggapnya sebagai externalities. Sudah seharusnya kita tidak dengan mudah menganggap dampak lingkungan sebagai akibat samping atau externalities, karena akan selalu ada pihak yang harus menanggung kerugian atau external costs.Selama ini yang menanggung adalah masyarakat umum. Dengan demikian pada perhitungan ekonomi yang baru, externalities tersebut harus dijadikan internal dan dimasukkan dalam perhitungan rugi laba perusahaan.
Sebagai contoh sederhana, apabila pada waktu dulu limbah produksi tidak diperhitungkan, dan dianggap sebagai bahan buangan, maka dengan mudah pabrik akan membuang limbah ke lingkungan di sekitarnya. Limbah tersebut akan menimbulkan pencemaran misalnya menurunkan kualitas air tanah dan mengganggu kesehatan masyarakat setempat. Penurunan kualitas air tanah selain merugikan masyarakat sekitar pabrik, pada gilirannya akan merugikan pabrik itu sendiri, baik untuk kepentingan air minum bagi karyawan, maupun memenuhi kebutuhan air bagi proses produksi. Strategi yang seharusnya adalah mengolah terlebih dahulu limbah yang dihasilkan sampai pada kondisi yang tidak membahayakan lingkungan, baru kemudian dibuang.
Perhitungan ekonomis dengan benar nilai sumber daya alam tersebut merupakan kecenderungan yang membawa harapan positif bagi penanggulangan kerusakan lingkungan. Apalagi apabila pendekatan ekonomis tersebut juga diperkuat dengan produk hukum. Contoh aplikatif dari hal tersebut antara lain dalam bentuk polluter pay principles atau prinsip pencemar harus membayar ganti rugi, dan ecolabelling (ekolabel). Secara ringkas, polluter pay principlesadalah kewajiban bagi pencemar lingkungan, misalnya pabrik tekstil untuk membayar ganti rugi berupa rehabilitasi lingkungan perairan apabila karena kegagalan instalasi pengolahan limbahnya telah mencemari perairan di sekitarnya. Sedangkan ekolabel adalah pemberian sertifikat bagi suatu produk yang proses produksinya dijamin mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Contohnya, ekolabel bagi produk olahan kayu yang asalnya bukan merupakan kayu hasil perusakan hutan tropika.
Keberhasilan pendekatan ekonomi tersebut dapat dijamin apabila terjadi pula perubahan sikap konsumen. Konsumen yang mulai sadar atas pentingnya kelestarian lingkungan akan menuntut produsen menghasilkan barang yang ramah lingkungan. Kecenderungan tersebut sering disebut sebagai green consumerism, yaitu konsumen yang semakin sadar dan menghargai lingkungan dan dengan sengaja memilih produk yang ramah lingkungan. Pasar tentunya akan berubah pula mengikuti tuntutan konsumen, menjadi green market, dan interaksi ekonomi menjadi berpihak kepada keselamatan lingkungan hidup.
3. Penegakan Hukum
Dalam mengatasi masalah lingkungan, Indonesia telah ikut serta dalam Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia (UN Conference on Human Environment)di Stockholm tahun 1972. Sejak itu langkah-langkah tindak lanjut yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam pembentukan hukum dan perundangan merupakan langkah yang tepat dan konkret. Tindak lanjut tersebut antara lain membentuk Komite Nasional Lingkungan Hidup berdasarkan Keppres No. 16 tahun 1972. Komite ini bertugas merumuskan konsep pembangunan yang berkelanjutan untuk dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara periode 1973 –1976.
Pada tahun 1992, Konferensi PBB mengenai Pembangunan dan Lingkungan Hidup (The UN Conference on Environment and Development) diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil. Dalam konferensi tersebut diupayakan dicapai tingkat pemahaman yang utuh dan menyeluruh tentang konsep dan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development), serta bagaimana menerjemahkannya ke dalam tindakan nyata sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Rio dan Agenda 21. Banyak ahli hukum di belahan dunia mengatakan bahwa Deklarasi Rio merupakan sumber dari hukum lingkungan modern. Oleh karenanya tantangan bagi setiap negara adalah menerjemahkan prinsip-prinsip tersebut ke dalam sistem dan praktik hukum nasional masing-masing.
Adapun Prinsip-prinsip utama yang terdapat dalam Deklarasi Rio yang menjadi dasar pengembangan berbagai produk hukum lingkungan adalah:
a. Keadilan intergenerasi (intergenerational equity).
b. Keadilan intragenerasi (intragenerational equity).
c. Pencegahan dini (precautionary principle).
d. Pelestarian keanekaragaman hayati (conservation of biological diversity).
e. Internalisasi biaya-biaya lingkungan dan mekanisme insentif (internalization of environmental costs and incentive mechanisms).
Hukum Lingkungan dapat disusun berdasarkan asas pertanggungjawaban ketat/mutlak atau strict liability (SL). Hal tersebut merupakan salah satu jenis pertanggungjawaban perdata (civil liability) dalam konteks penegakan hukum lingkungan yang merupakan instrumen hukum perdata untuk mendapatkan ganti kerugian dan biaya pemulihan lingkungan akibat pencemaran dan atau perusakan lingkungan (Arisandi, 2002).
Pada berbagai kasus lingkungan, peran pertanggungjawaban perdata (civil liability) dalam konteks penegakan hukum lingkungan memiliki keterbatasan apabila terjadi kondisi sebagai berikut:
a. Kerugiannya bersifat laten (non immediate)
b. Suatu kerugian yang diakibatkan oleh tindakan yang bersifat kumulatif (cumulative acts)
c. Sulit dijejaki pihak yang bertanggungjawab (unidentifiable parties)
d. Tidak terdapat dasar dari suatu pertanggungjawaban perdata, apakah didasarkan pada kesalahan atau tanpa kesalahan/strict (no basis for liability)
e. Hubungan sebab akibat sulit dilakukan (no causal link determinable
f. Tidak ada pihak yang dapat mengajukan gugatan yang memiliki kepentingan hukum (legal interest).
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka dapat diusahakan pengembangan sistem pendanaan lingkungan (environmental fund). Dana tersebut merupakan dana yang diambilkan dari industri-industri berbahaya sebagai pajak khusus dan penggunaannya adalah untuk biaya pemulihan lingkungan dan jenis kompensasi lainnya yang diakibatkan oleh pencemaran bahan berbahaya dan beracun. Dana ini bersifat siap pakai tanpa harus mencari terlebih dahulu siapa pelaku yang bertanggungjawab, dan proses hukum yang panjang di pengadilan (Arisandi, 2002).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global.
Pembagian isu lingkungan lokal, nasional, regional dan global yaitu melihat dampak yang terjadi secara langsung bisa dirasakan secara lokal, dampak nasional, regional atau global.
Sebelumnya masalah lingkungan global banyak dipengaruhi oleh faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll. Namun dalam perkembangannya saat ini orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.
Penyebab dan dampak lingkungan global yaitu pemanasan Global, Penipisan Lapisan Ozon, Hujan Asam, Pertumbuhan populasi, Desertifikasi, Penurunan keaneragaman hayati, Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan Masalah eksploitasi energi.
Di negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem di alam. Beberapa isu lingkungan nasional, diantaranya Banjir, Kebakaran Hutan, Sampah, Pencemaran Minyak Lepas Pantai, Dan Pencembaran Limbah Indsustri.
Usaha mengatasi permasalahan lingkungan dapat dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi dan penegakan hukum.
B. Saran
Untuk mencegah pencemaran lingkungan Nasional dalam hidup maka, ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh setiap manusia yakni harus mengurangi perbuatan yang merugikan lingkungan. Harus adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga pelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, Ismail. 2017. Isu-Isu Nasional Dan Global Terkini Tentang Lingkungan. Makasar:
Nugraheni, Endang. 2014. Pengetahuan Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Universitas Terbuka.
TIM IAD MKU UMS, TIM MUP. 2008. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Wijayanti, Laksmi. 2012. Sistem Pelaporan Lingkungan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lembar Kerja Mahasiswa
A. Soal Objektif
1. Di bawah ini yang bukan merupakan dampak pemanasan global teradap ekosistem adalah…
a. Terputusnya rantai makanan
b. Terganggunya keseimbangan ekosistem
c. Terjadinya keseimbangan ekosistem
d. Terganggunya pola interaksi antar makhluk hidup
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Peternakan
2) Pembakaran hutan
3) Penghematan listrik
4) Penggundulan hutan
Pernyataan yang merupakan bukan penyebab pemanasan global adalah pernyataan nomor…
a. 3 dan 4
b. 1 dan 3
c. 1,2 dan 4
d. 1,2 dan 3
3. Untuk mencegah terjadinya efek rumah kaca, perlu dilakukan…….
a. Membakar sampah
b. Mendaur ulang sampah
c. Mengurangi tumbuh-tumbuhan
d. Mengurangi kendaraan bermotor
4. Pada proses terjadinya efek rumah kaca, gas CO2 menyebabkan….
a. Berkurangnya gas O2
b. Bertambahnya gas O2
c. Menurunnya suhu permukaan bumi
d. Naiknya suhu permukaan bumi
5. Yang diperkirakan menjadi penyebab terjadinya perubahan cuaca secara global adalah ....
a. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
b. Peningkatan tinggi muka air laut
c. Penurunan radiasi matahari
d. Penurunan konsentrasi O2
6. Menurunnya keanekaragaman hayati akibat perilaku manusia adalah sebagai berikut, kecuali....
a. Perusakan habitat
b. Penggunaan pestisida berlebihan
c. Spesies baru hasil rekayasa genetika
d. Seleksi alam
7. Permasalahan lingkungan yang dominan di kawasan perkotaan adalah ....
a. Limbah domestic
b. Degradasi lahan
c. Pembalakan liar
d. Pencemaran merkuri
8. Yang dimaksud sebagai green market adalah keadaan pasar yang ....
a. Hanya melayani jual beli produk yang mempunyai ekolabel
b. Melayani kebutuhan transaksi ekonomi yang ramah lingkungan
c. Dibentuk akibat meluasnya prinsip green politic
d. Dibentuk oleh partai hijau yang berprinsip ramah lingkungan
9. Proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir, disebut…
a. Pemanasan global
b. Proses hujan asam
c. Proses desertifikasi
d. Efek rumah kaca
10. Penggersangan lahan merupakan masalah lingkungan yang sering terjadi di wilayah beriklim kering dan setengah kering. Beberapa faktor yang menyebabkan penggersangan lahan sebagai berikut, kecuali ....
a. Proses alamiah
b. Kegiatan pertanian
c. Reboisasi
d. Penggunaan teknologi
B. Essai
1. Jelaskan 4 kategori besar permasalah lingkungan menurut Wijayanti ( 2012 : 1.3 – 1.4 )
2. Jelaskan dampak pemanasan global terhadap lingkungan. Apa upaya untuk menguranginya ?
3. Sebutkan beberapa gangguan pada makhluk hidup jika lapisan ozon di dalam stratosfer berkurang !
4. Jelaskan secara ringkas beberapa isu lingkungan nasional yang terdapat di Indonesia !
5. Jelaskan bagaimana cara kita dalam usaha untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi !
Kunci jawaban
A. Objektif
1. C
2. B
3. B
4. D
5. A
6. D
7. A
8. B
9. C
10. C
B. Esai
1. Secara umum menurut Wijayanti (2012: 1.3- 1.4) menyebutkan permasalahan lingkungan dibagi dalam 4 (empat) kategori besar, yaitu:
1) Pencemaran dari suatu kegiatan terhadap media lingkungan air, udara, atau tanah. Contoh:
a. Pencemaran sungai akibat industri yang membuang limbahnya ke badan sungai maupun masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
b. Pencemaran udara akibatasap kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik yang sedang beroperasi.
c. Pencemaran tanah akibat tumpahan bahan berbahaya dan beracun (b3) seperti minyak maupun residu pestisida dalam kegiatan pertanian, atau akibat tumpukan sampah yang membusuk.
2) Kerusakan terhadap suatu ekosistem akibat suatu kegiatan, misalnya:
a. Industri penebangan hutan yang merusak ekosistem hutan alami
b. Kegiatan penambangan terbuka (menambang dengan cara membuka tanah/menggali permukaan yang menyebabkan lubang-lubang besar --penambangan tertutup berarti menambang di bawah permukaan tanpa harus membuka tanah secara meluas--red) yang merusak ekosistem lahan yang dijadikan tambang
c. Penangkapan ikan dengan cara peledakan atau peracunan badan air yang merusakkan ekosistem dasar laut.
d. Pembukaan hutan untuk berladang, bertani, maupun pengembangan pemukiman.
3) Degradasi atau penurunan kualitas lingkungan akibat pengaruh dampak suatu kegiatan atau suatu kondisi. Contoh:
a. Penurunan kualitas wilayah terbuka hijau akibat kegiatan pemukiman penduduk di sekitarnya yang menyebabkan pencemaran udara, kebisingan, perusakan secara sengaja maupun tidak sengaja, atau pemanfaatan lahannya untuk menunjang kehidupannya sehari-hari (misalnya digunakan untuk bercocok tanam atau malah dijadikan tempat sampah).
b. Penurunan kualitas wilayah dataran tinggi tertentu akibat bencana banjir atau longsor yang menyebabkan muka tanahnya menjadi bergelombang, rapuh, dan kehilangan banyak tumbuhan akibat terbawa banjir atau longsor.
4) Deplesi atau penyusutan jumlah dan kualitas cadangan sumber daya alam akibat eksploitasi berlebihan dan tidak berlanjut (penggunaan tidak disertai dengan usaha pengadaan/penggantian kembali). Contoh:
a. Penyusutan luas hutan oleh kegiatan penebangan yang tidak disertai penggantian/penanaman kembali yang memadai.
b. Penurunan jumlah cadangan minyak bumi yang tidak disertai dengan penemuan sumur-sumur minyak baru yang memadai.
c. Penurunan muka air tanah drastis yang tidak disertai usaha peresapan atau pelestarian yang memadai.
d. Penyusutan jumlah ikan di laut karena cara penangkapan yang merusak habitatnya dan memusnahkan ikan-ikan muda.
2. Dampak pemanasan global yaitu :
1. Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik yaitu pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.
2. Dampak bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat meliputi gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguan terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk, gangguan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:
a. Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan global karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap dan menghasilkan oksigen. Sehingga dapat megurangi kandungan karbondioksida di udara yang dapat memicu menipisnya ozon dan terjadi pemanasan global.
b. Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak pembalakan liar yang menyebabkan penggundulan hutan.
c. Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada bahan bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil tersebut, kerena bahan bakar fosil tidak dapat diperbarui.
d. Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas. Misalnya Titanium sebagai sumber energy baru rama lingkungan, penggunaan energy pasang surat, biosolar dan lain sebagainya.
3. Berikut beberapa gangguan pada makhluk hidup jika lapisan ozon di dalam stratosfer berkurang :
1. Lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang sering berakibat fatal dan menyebabkan kematian tiap tahun.
2. Menaikkan kasus katarak pada mata, kulit terbakar matahari dan kanker mata pada sapi.
3. Menghambat daya kebal (imunitas) pada manusia, sehingga lebih mudah terinfeksi penyakit.
4. Penurunan produksi tanaman pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai.
5. Kenaikkan suhu udara, karena terjadi perubahan iklim, penurunan produksi pertanian, dan kematian hewan liar yang dilindungi.
4. Beberapa isu lingkungan nasional yang terdapat di Indonesia
1. Banjir
Banjir merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal kering) karena meningkatnya volume air. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya akibat pemanasan global, yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air laut, sehingga beberapa daerah di pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut. Selain itu banjir juga disebabkan karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya saluran air yang baik dan cukup untuk menampung air hujan.
2. Kerusakan hutan
Penyebab kerusaan hutan paling besar karena ulah manusia. Manusia melakukan eksploitasi dari hutan secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya. Faktor alam yang merusak hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dipicu oleh musim kemarau yang panjang maupun pemanasan global. Dampak dari pembakaran hutan adalah memberikan kontribusi CO2 diudara, hilangnya keanekaragaman hayati, ekonomi hasil hutan dan Asap.
3. Sampah
Sampah merupakan masalah sosial yang dapat menyebabkan konflik. Di Indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan yang baik. Contohnya di daerah ibu kota Jakarta, banyak sekali sampah-sampah yang terdapat di aliran sungai sehingga tersumbatnya aliran sungai dan membuat sungai jadi dangkal.
4. Pencemaran minyak lepas pantai
Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan. Dampaknya mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut.
6. Pencemaran limbah industry
Dampak dari pencemaran adalah gangguan kesehatan, penurunan kualitas lingkungan, dan dapat menurunkan produktivitas, dampak dari pencemaran limbah industry ini biasa berskala nasional karena pencemaran dapat terjadi di badan perairan mengalir atau udara sehingga dampaknya dapat dirasakan tidakhanya disatu daerah tetapi dapat juga di rasakan oleh daerah lain.
5. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengata Pemasalahan Lingkungan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu lingkungan dan ekologi, diharapkan dapat ditemukan solusi yang mendasar bagi berbagai permasalahan lingkungan. Alat teknologi pula diharapkan berbagai masalah lingkungan dapat dipecahkan atau setidak-tidaknya diperingan. Upaya yang gencardilakukan adalah menerapkan teknologi tepat guna yang lebih “ramah lingkungan”. Misalnya, peralatan atau mesin produksi harus ditingkatkan efisiensinya sehingga hemat bahan baku dan hemat energi.
Contoh lainnya adalah dalam pengeolahan limbah yang juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan teknologi daur ulang limbah, bahan-bahan yang terbuat dari limbah juga dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai kepentingan lain. Penerapan proses daur ulang tersebut berarti pula menghemat penggunaan sumber daya alam
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar